Indikator Bebas Covid-19 Bukan dari Nol Kasus, Ini Penjelasannya
Sudah hampir dua tahun pandemi Covid-19 menyerang dunia, tak terkecuali Indonesia.
IDXChannel - Sudah hampir dua tahun pandemi Covid-19 menyerang dunia, tak terkecuali Indonesia. Tak dipungkiri, layaknya masyarakat negara-negara lain di dunia, masyarakat di Indonesia pun sudah lelah dengan kondisi penuh ketidakpastian ini.
Semua orang tentunya memimpikan negaranya masing-masing untuk bisa terbebas dari pandemi infeksi Covid-19. Tapi sebetulnya, apa sih indikator suatu negara bisa disebut sudah bebas dari Covid-19?
Apakah jika angka kasus positif Covid-19 di negara tersebut 0, maka secara otomatis bisa dikatakan negara yang bersangkutan bebas mutlak dari Covid-19?
Well, ternyata bukan demikian indikatornya. Dikatakan Arie Rukmantara dari Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, bebas pandemi bukan jika tak ada lagi kasus Covid-19.
“Dikatakan sudah bebas dari pandemi itu bukan kalau enggak ada lagi kasus Covid-19nya, hilang itu virus SARS-CoV-2 nya tapi dilihat apakah berhenti penularannya ke manusia,” ujar Arie dalam siaran langsung Okezone Stories, Sabtu (7/8/2021).
Demi bisa mencapai target tersebut, langkah pertama yang harus dilakukan adalah pengendalian yang tepat. Salah satu contohnya dengan penerapan tracing (pelacakan), sehingga bisa menyelidiki berapa banyak orang yang sakit.
“Tracing kita selidiki berapa banyak yang sakit, setelah itu disembuhkan, nah sisanya kita lindungi dengan pencegahan yakni protokol kesehatan 3M ditambah vaksinasi,” tambahnya.
Arie menjelaskan, dengan terusnya protokol kesehatan dilakukan secara konsisten. Dengan waktu penelitian yang lebih banyak, pada suatu titik akan ditemukannya vaksin yang efektivitasnya sangat tinggi. Vaksin inilah yang nantinya bekerja untuk menghentikan penularan di seluruh dunia.
“Ini bukan karangan ya, sudah terjadi contohnya pada dua jenis penyakit. Pertama cacar yang sudah hilang semua di dunia dengan vaksinasi, lalu kedua penyakit polio yang di Indonesia sudah hilang sejak beberapa tahun lalu dan di Afrika baru saja diumumkan oleh WHO juga sudah hilang,” lanjutnya.
Pada akhirnya penggabungan dari upaya pengendalian dan eliminasi inilah yang bisa mewujudkan eradikasi (hilangnya suatu penyakit dari dunia secara permanen).
“Virus melemah dan berhenti, tak lagi menularkan ke orang lagi. Virus SARS-CoV-2 nya masih ada, tapi kita sudah terlindungi dan kebal dari virus itu, kita enggak tertular,” tutup Arie. (TYO)