ECONOMICS

Indonesia Bersiap Jadikan Pandemi Covid-19 Sebagai Endemi, Ini Strateginya

Iqbal Dwi Purnama 30/08/2021 12:18 WIB

Indonesia dalam waktu dekat akan mengubah pandemi Covid-19 menjadi endemi, sehingga masyarakat akan didorong untuk hidup berdampingan dengan virus Corona.

Indonesia Bersiap Jadikan Pandemi Covid-19 Sebagai Endemi, Ini Strateginya. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Indonesia dalam waktu dekat akan mengubah pandemi Covid-19 menjadi endemi, sehingga masyarakat akan didorong untuk hidup berdampingan dengan virus Corona. Bahkan, Satgas Penanggulangan Covid-19 juga sudah menyiapkan beberapa strategi.

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid 19, Sonny B Harmadi, mengungkapkan, saat ini pemerintah tengah menyiapkan perihal teknis hidup berdampingan dengan Covid-19. Di mana masyarakat harus menyeimbangkan hidup sehat dengan menumbuhkan ekonomi, dengan penerapan protokol kesehatan.

"Pemerintah dan masyarakat harus sama-sama menyeimbangkan antara hidup sehat dan hidup yang bermanfaat secara ekonomi  dengan cara menerapkan protokol kesehatan secara disiplin," ujarnya dalam Market Review IDXChanel, Senin (30/8/2021).

Sonny menjelaskan, saat ini sedang mencoba menyiapkan infrastruktur digital untuk mengakomodasi informasi data dan kondisi masyarkat untuk melakukan aktivitasnya seperti pada aplikasi yang ada saat ini, PeduliLindungi. Dengan itu, pemerintah berharap penanganan kesehatan dan penurunan laju penularan kasus dan pertumbuhan ekonomi bisa dicapai secara bersamaan.

Kementerian Kesehatan juga akan mengembangkan lagi perihal roadmap untuk hidup berdampingan dengan Covid-19.

"Kita berharap virus ini hilang sama sekali, tetapi kalau virus ini masih bertahan, kita harus menurunkan levelnya dari pandemic menjadi endemic, supaya turun level dari pandemic menjadi endemic, syaratnya adalah kita harus mampu mengendalikan covid 19," sambungnya.

Indikator pengendalian Covid-19 yang pertama adalah berhasil menurunkan positivity rate. Menurut Sonny, positivity rate Indonesia perhari sekitar 12% dan hal itu sudah sangat baik, sejak sebelumnya mencapai puncak di hari minggu ketiga bulan Juli lalu sekitar 30%.

"Kalau kita bisa percepat penurunan positivity rate, artinya kita menurunkan risiko penularan, aktivitasnya bisa lebih luas yang dibuka, tetapi tetap dengan syarat protokol Kesehatan dan kita melibatkan teknolonogi," tuturnya. (TYO)

SHARE