ECONOMICS

Indonesia Dikepung Potensi Konflik, AHY: Pembangunan Infrastruktur Harus Tahan Bencana dan Perang

Iqbal Dwi Purnama 15/05/2025 19:29 WIB

Menko IPK Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan letak geografis Indonesia kini sangat dekat dengan negara-negara yang berpotensi berkonflik.

Indonesia Dikepung Potensi Konflik, AHY: Pembangunan Infrastruktur Harus Tahan Bencana dan Perang. (Foto: Iqbal Dwi Purnama/Inews Media Group)

IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan letak geografis Indonesia kini sangat dekat dengan negara-negara yang berpotensi berkonflik. Untuk itu pembangunan infrastruktur diarahkan tidak sekedar tahan bencana, tapi juga sekaligus siap menghadapi potensi pecahnya konflik tersebut.

AHY merinci beberapa potensi konflik yang berada di sekitar Indonesia antara lain, transnational crime di Selat Malaka, sengketa batas laut Tiongkok Selatan, sengketa batas Laut Myanmar-Bangladesh, sengketa batas laut Tiongkok-Taiwan, sengketa batas laut Tiongkok Timur, sengketa batas laut Semenanjung Korea.

Selain itu, ada potensi konflik dari sengketa batas India-Srilanka, sengketa batas darat India-Pakistan, sengketa batas darat Tiongkok-India. Potensi konflik di kawasan Indo-Pasifik ini sudah pasti berdampak terhadap stabilitas ekonomi dan politik di Indonesia jika pecah.

"Infrastruktur harus semakin tahan, bukan hanya terhadap bencana alam, bukan hanya krisis iklim, tapi karena juga situasi geografis Indonesia yang memang rentan," ujarnya dalam NC Forum LXXIX (79th) di iNews Tower di Jakarta, Kamis (15/5/2025).

Pada kesempatan tersebut, AHY menjelaskan dunia sepanjang abad 21 ini memang penuh dengan ketidakpastian dan kejutan. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan populasi dunia yang diperkirakan bakal tembus hingga 10 miliar dan memerlukan sumber daya alam untuk menopang kehidupan.

"Ini akan menjadi permasalahan utama bangsa-bangsa, kalau kelangkaan pangan, energi, tidak bisa dikelola dengan baik, maka bukan hanya kompetensi makin sengit, tapi berpotensi konflik sana-sini," kata AHY.

"Indonesia selain memiliki kekayaan alam, tetapi ada titik rawan, kita tidak boleh lengah, kita harus siap potensi konflik perang yang bisa pecah di sekitar kita," tambahnya.

AHY juga menjelaskan, saat ini ada banyak bentuk perang yang terjadi. Tidak hanya perang terbuka antar negara, tapi juga banyak proxy war alias menggunakan pemain pengganti atau negara lain untuk menghindari konfrontasi secara langsung.

"Kita lihat sekarang berbagai terjadi berbagai bentuk perang, ada yang perang terbuka, antar negara, ada juga perang menggunakan proxy dan berpengaruh terhadap keamanan di negara kawasan, maupun perang yang belum terjadi, tetapi ada flash point yang bisa menjadi pemicu perang," tutupnya.

SHARE