ECONOMICS

Indonesia Kebanjiran Komitmen Investasi Asing, Bagaimana Dampaknya?

Iqbal Dwi Purnama 01/08/2022 15:00 WIB

Hasil dari kunjungan ke 3 negara, diketahui Korea Selatan dikabarkan melakukan kesepakatan kerjasama dengan nilai investasi mencapai Rp100 triliun.

Indonesia Kebanjiran Komitmen Investasi Asing, Bagaimana Dampaknya? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Perjalanan Presiden Joko Widodo bersama beberapa menterinya ke berbagai negara membawa banyak oleh-oleh berupa komitmen investasi. Terakhir Jokowi Melakukan kunjungan ke 3 Negara Besar di Asia yaitu China, Jepang, dan Korea Selatan. Setiap negara diumumkan memberikan komitmen investasi untuk ditanam di dalam negeri.

Hasil dari kunjungan ke 3 negara tersebut diketahui Korea Selatan dikabarkan melakukan kesepakatan kerjasama dengan nilai investasi mencapai USD6,72 miliar atau setara Rp100 triliun.

Selanjutnya Jepang juga memiliki komitmen investasi senilai USD5,2 miliar atau setara Rp75,4 triliun. Sedangkan China tidak diketahui berapa nilai komitmen investasi, namun kehadiran Presiden ke China dipastikan untuk memperkuat kerjasama ekonomi yang saling menguntungkan.

Ekonom INDEF (Institute for Development of Economics and Finance) Ahmad Heri Firdaus mengatakan yang saat ini dibutuhkan oleh masyarakat bukanlah sekedar angka, namun dampak langsung terhadap masyarakat.

Bagaimana mereka kembali mendapatkan pekerjaan dan penghasilan setelah terengap-engap pandemi covid 19 dua tahun kebelakang ketika banyaknya PHK yang dilakukan untuk menurunkan produksi dan lainnya.

"Kalau saya lihat kemarin itu kan baru komitmen ya, realisasinya yang ditunggu dan dampaknya yang ditunggu sebetulnya," kata Heri dalam Market Review IDXChanel, Senin (1/8/2022).

Bahkan menurut Heri pemerintah kerap mengumumkan bahwa realisasi investasi selalu mencapai target yang ditentukan. Namun dampak langsung terhadap masyarakat yang hingga saat ini dinantikan.

"Namun dampaknya ini yang kita tunggu, pertama dampak terhadap penyerapan tenaga kerja, berkurangnya pengangguran kemudian berkurangnya tenaga di sektor Informal yang masuk ke sektor formal," lanjut Heri.

Dampak tersebut yang dikatakan Heri saat ini dibutuhkan oleh masyarakat luas ketika pemerintah gencar bersafari ke berbagai negara dan mengumumkan komitmen yang di dapat.

"Investasi apa yang sebetulnya dibutuhkan untuk perekonomian kita, tentunya Investasi padat karya, karena menghadapi dengan angkatan kerja yang bertambah banyak setiap tahunnya, ini sebetulnya menjadi prioritas bagi pemerintah untuk menarik investor," pungkasnya.

(DES)

SHARE