ECONOMICS

Indonesia Luncurkan ETM Country untuk Transisi Energi dan Nol Emisi pada 2060

Rizky Fauzan 16/11/2022 18:48 WIB

Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform merupakan upaya mendukung transisi energi dan mencapai target net zero emission pada 2060.

Indonesia Luncurkan ETM Country untuk Transisi Energi dan Nol Emisi pada 2060. (Foto: Rizky Fauzan/MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah Indonesia melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) secara resmi meluncurkan Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform. Hal itu untuk mendukung upaya transisi energi dan mencapai target net zero emission pada 2060.

Adapun peresmian diwakili oleh yang diwakili oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Rida Mulyana, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indarwati, bersama Presiden dari Asian Development Bank, Islamic Development Bank, dan Bank Dunia, serta Menteri Keuangan dan Ekonomi dari beberapa negara lain, seperti Amerika Serikat, Perancis, dan Afrika Selatan di Nusa Dua Bali, dikutip virtual, Rabu (16/11/2022).

Sekretaris Jenderal Rida Mulyana mengatakan, bahwa pemerintah telah mengkaji berbagai macam pendekatan dalam pembiayaan transisi energi, khususnya peralihan dari batubara menjadi energi yang lebih bersih, dan skema kemitraan pembiayaan transisi energi yang terjangkau. 

"Dengan adanya ETM Country Platform, menunjukkan capaian dari semua pihak yang telah berusaha dengan maksimal untuk mendukung transisi energi dalam mengejar target Net Zero Emission (NZE) tahun 2060," kata Rida melalui keterangan pers, Rabu (16/11/2022).

Untuk mencapai NZE tahun 2060 atau lebih cepat serta target pengurangan emisi karbon pada Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC) sebesar 32% di tahun 2030, Rida memaparkan bahwa pemerintah akan menggunakan energi baru terbarukan dan teknologi rendah emisi, seperti menggantikan pembangkit listrik tenaga diesel menjadi gas.

Kemudian, penggunaan teknologi cofiring biomassa pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), pengembangan teknologi CCS/CCUS untuk mencapai keseimbangan antara target produksi gas dan penurunan emisi, serta pembangunan pembangkit EBT secara masif hingga 700 GW. 

"Kemudian dengan melakukan pensiun dini 33 PLTU dengan total kapasitas sebesar 16,8 GW," ucap Rida

Meski demikian, Rida menjelaskan bahwa untuk mengembangkan EBT membutuhkan biaya yang sangat besar. Untuk itu, keterlibatan dari pihak swasta mutlak diperlukan. "Total investasi yang dibutuhkan akan lebih dari USD 1 triliun sampai tahun 2060," tambahnya.

(FRI)

SHARE