ECONOMICS

Indonesia Masuk Tiga Besar Negara Cepat Pulih dari Badai Covid

Anggie Ariesta 16/08/2022 19:45 WIB

Menkeu Sri Mulyani ungkap Indonesia adalah terbaik ketiga sesudah China dan India di dalam melewati level pre-COVID dari sisi GDP-nya.

Indonesia Masuk Tiga Besar Negara Cepat Pulih dari Badai Covid (Dok.MNC/ilustrasi)

IDXChannel - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa situasi ekonomi Indonesia relatif sangat baik dibandingkan dengan negara lain. Sejak tahun 2021, Indonesia sudah melewati level pre Covid dari sisi gross domestic product (GDP)nya yaitu 1,6% di atas GDP 2019.

"Itu hanya sedikit kalau kita lihat hanya negara yang diatas Indonesia (Jepang, Saudi Arabia, China, Vietnam, Malaysia) yang sudah mencapai pre Covid lain yang lain masih sangat besar," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Nota Keuangan & RUU APBN 2023, Selasa (16/8/2022).

Per semester I 2022, Indonesia sudah 7,1% di atas GDP tahun 2019 dan Indonesia adalah terbaik ketiga sesudah China dan India di dalam melewati level pre-COVID dari sisi GDP dibandingkan negara-negara lain, bahkan ada negara yang belum pulih sama sekali.

"Seperti negara Italia kebawah ini, bayangkan bahwa Italia ke bawah mereka sudah mengeluarkan dari sisi inflasi juga Indonesia 4,9% jauh lebih rendah dibandingkan banyak negara G20 dan ASEAN," ungkapnya.

Pemulihan ekonomi yang sangat kuat bahkan tahun 2022 Indonesia sudah 7,1% di atas GDP tahun 2019 itu adalah salah satunya karena fiscal policy yang melakukan counter siklikal memang menyebabkan defisit tapi defisit yang dilakukan di Indonesia relatif measure.

Akumulasi defisit dari sejak mulai terjadinya Covid-19 sampai 2021, Indonesia menambah 10,7%. Banyak negara yang countercy fiskalnya itu menyebabkan pertambahan utang mereka dan defisitnya naik double digit di level 16% bahkan di atas 20%.

"Coba kita lihat tadi India, dia tambahan defisitnya 23% makanya tadi India termasuk yang GDP nya sudah di atas artinya dia membayar jauh lebih besar untuk bisa mendapat pemulihan ekonomi yang terlihat sangat kuat. AS menambah defisit hingga 24,7%," jelas Sri Mulyani.

Poinnya adalah, lanjut Sri Mulyani, Indonesia menggunakan fiskal tools secara appropriate dan hati-hati, cukup untuk bisa menjaga ekonomi kita tidak terperosok dan bahkan mendorong pemulihan tanpa menyebabkan ekses dari defisit dan utang.

"Ini posisi yg baik karena kemudian terjadi sekarang capital outflow dan volatilitas di pasar keuangan, posisi Indonesia sudah dalam relatif memiliki reputasi fiskal yang kuat," katanya.

(IND) 

SHARE