ECONOMICS

Indonesia Stop Impor, Harga Beras Global Anjlok

Tangguh Yudha 17/12/2025 03:00 WIB

Pemerintah menyatakan Indonesia telah mencapai swasembada beras dan siap mengumumkannya secara resmi pada akhir Desember 2025.

Pemerintah menyatakan Indonesia telah mencapai swasembada beras dan siap mengumumkannya secara resmi pada akhir Desember 2025. (Foto: iNews Media Group)

IDXChannel - Pemerintah menyatakan Indonesia telah mencapai swasembada beras dan siap mengumumkannya secara resmi pada akhir Desember 2025.

Kondisi tersebut dinilai berdampak signifikan terhadap penurunan harga beras di pasar global seiring perubahan posisi Indonesia dari negara pengimpor besar menjadi negara dengan surplus produksi.

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyebut dalam kurun satu tahun terakhir Indonesia beralih dari importir utama menjadi negara dengan cadangan beras melimpah.

“Tahun lalu kita impor beras 4,5 juta ton, tahun ini kita surplus 4,7 juta ton. Di gudang Bulog sekarang ada sekitar 3,7 juta ton,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (16/12/2025).

Dia menjelaskan, Indonesia sebelumnya termasuk salah satu pembeli beras terbesar di dunia sehingga keputusan menghentikan impor langsung memengaruhi harga global.

“Dulu waktu saya Menteri Perdagangan, harga beras itu USD650 per ton. Sekarang karena kita tidak belanja, harga beras itu di bawah USD400. Jadi pengaruh Indonesia terhadap harga dunia luar biasa,” ujarnya.

Menurutnya, keberhasilan menjaga pasokan beras nasional juga mendapat perhatian internasional. Menteri Pertanian bahkan disebut menerima penghargaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas kontribusi Indonesia dalam menurunkan harga beras dunia.

Lebih lanjut, Zulkifli menilai peningkatan produktivitas beras nasional tidak terlepas dari kebijakan deregulasi pemerintah, khususnya di sektor pupuk. Pemerintah memangkas berbagai aturan yang sebelumnya dinilai terlalu rumit sehingga distribusi pupuk kepada petani menjadi lebih cepat dan tepat waktu.

“Dikeluarkan Keppres (Keputusan Presiden) oleh Presiden, dari 140 aturan sekarang tinggal 3. Jadi pupuk sudah diterima sebelum tanam. Pengaruhnya terhadap produktivitas itu luar biasa,” ujarnya.

>

(Rahmat Fiansyah)

SHARE