Industri Alkes Melonjak, ASPAKI Minta Pemerintah Setop Impor Masker hingga APD
Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) mengapresiasi upaya pemerintah mengembangkan industri alat kesehatan (alkes) dalam negeri.
IDXChannel - Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) mengapresiasi upaya pemerintah mengembangkan industri alat kesehatan (alkes) dalam negeri. Pasalnya, penggunaan barang impor yang terus menerus akan menghambat pertumbuhan produksi dalam negeri terlebih akan mengganggu kegiatan ekonomi nasional.
Ketua Umum Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) Ade Tarya mengatakan kebijakan yang ditetapkan pemerintah untuk alkes dalam negeri sudah sangat baik. Ia berharap pemerintah dapat konsisten dan tidak mengubah lagi.
“Pemerintah sudah melakukan banyak hal termasuk kewajiban membeli produk alkes dalam negeri, salah satunya pembelian alkes melalui e-catalog. Ini implementasinya cukup efektif dan cara itu akan membantu industri dalam negeri,” ujarnya dalam diskusi di Market Review IDX Channel, Jumat (10/9/2021).
Terkait dengan bahan baku, ia menyebut hal itu bukan suatu persoalan yang besar, karena tiap industri mampu menyelesaikan dengan caranya sendiri bahkan pendapatan bahan bakunya pun bisa diperoleh di dalam negeri.
Namun, yang ditekankan oleh Ade, ia meminta supaya pembelian produk dalam negeri terutama alkes bisa semakin ditingkatkan sebab dari sisi kualitas tidak beda jauh dengan produk luar negeri terlebih pemerintah juga sudah menggenjot para pengusaha untuk mampu memproduksi di dalam negeri.
“Produksi dalam negeri kita ini sudah ada keberanian dalam memproduksi, jadi tolong di beli,” tegasnya.
Disamping itu, Ade menuturkan selama pandemi Covid-19 industri alat kesehatan semakin bertambah. Namun, industri yang baru bermunculan ini lebih dominan pada produksi alat kesehatan Covid-19, seperti, industri masker, alat pelindung diri (APD), dan hand sanitizer.
Ia mencontohkan sebelum Covid-19, industri masker hanya 26, setelah adanya Covid-19 pada akhir 2020, melonjak hingga muncul 170 industri baru. Kemudian industri APD, sebelum Covid-19 hanya ada 7, kini ada 269. Begitu juga dengan hand sanitizer. Sebelumnya hanya 45 industri, sekarang menjadi 400 industri.
“Angka yang meningkat itu untuk produk-produk khusus yang berhubungan dengan Covid saja,” jelasnya.
Walaupun tiga produk tersebut menjadi yang paling dominan di tengah masyarakat saat ini, namun ia optimis produk primadona tersebut masih berlanjut di kemudian hari meski tingkat peminatnya tidak setinggi pada saat masa pandemi seperti sekarang ini.
Kemudian, mengingat banyaknya industri baru yang mengeluarkan produk-produk kesehatan penunjang Covid, Ade menyebut produksi alkes tersebut memiliki potensi untuk diekspor karena dampaknya sangat bagus untuk industri.
"Selain itu pemerintah juga harus bisa memberhentikan kegiatan impor tiga barang ini karena saya lihat impor tiga barang itu masih dilakukan hingga saat ini,” tandasnya. (TIA)