Industri Berbasis Bahan Baku Lokal dan Pasar Domestik Berpotensi Terus Tumbuh
Sektor industri yang memanfaatkan pasar domestik dan pasokan bahan baku lokal menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional.
IDXChannel – Sektor industri yang memanfaatkan pasar domestik dan pasokan bahan baku lokal menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III-2024.
Sektor tersebut adalah manufaktur yang tumbuh 4,27 persen secara tahunan (yoy), agrikultur 1,69 persen, serta wholesale dan ritel 4,82 persen.
Ke depan, ketiga sektor tersebut diharapkan terus menopang perekonomian karena melibatkan pelaku usaha lokal di dalam negeri.
Di samping itu, program hilirisasi mineral juga berpotensi tumbuh apabila terjadi multiplier efek dan pendalaman industrinya.
“Hilirisasi terutama nikel akan menjadi penopang pertumbuhan karena kita punya sumber dayanya,” ujar Head Of Industry and Regional Research Permata Institute for Economic Research (PIER), Adjie Harisandi di sela-sela Economic Outlook 2025 bertajuk ‘Economic Forces at Play: Balancing Domestic Drivers and Global Uncertainty’ di Jakarta, Selasa (3/12/2024).
Dia menambahkan, ke depan, hilirisasi harus diciptakan dengan memperpanjang value chain ke sektor lain, seperti permesinan hingga alat-alat kedokteran.
Meski demikian, untuk mencapainya tidak mudah karena industri dalam negeri akan dihadapkan pada sejumlah tantangan mulai dari kompetisi dengan negara lain di bidang sumber daya manusia, teknologi, upskilling, kemudahan investasi, hingga ongkos tenaga kerja.
“Untuk menarik investasi coba saja bandingkan dengan Vietnam. Kenapa mereka bisa menarik investor. Ini tentu akan bergantung dengan bagaimana insentif yang ditawarkannya,” ujar Adjie.
Sementara itu, pada pemaparan Outlook Ekonomi 2025, PIER memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 di kisaran 5,15 persen. Pertumbuhan tersebut ditopang sejumlah sektor mulai dari konsumsi, investasi dan ekspor.
Meski demikian, PIER memperingatkan, ada sejumlah tantangan eksternal yang dihadapi di masa mendatang, yaitu pertumbuhan ekonomi China yang melambat dibandingkan satu dekade lalu.
Kemudian, kebijakan Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump yang diperkirakan lebih protektif dan berpotensi menyebabkan perang dagang. Di sisi lain, Trump diperkirakan bakal menerapkan insentif lebih banyak kepada pelaku usaha, termasuk menurunkan pajak perusahaan untuk menarik lebih banyak investasi di negaranya.
Faktor lainnya yang akan berpengaruh pada perekonomian dunia adalah kondisi geopolitik di Timur Tengah, dan Rusia yang masih belum pasti. Juga, tidak kalah penting adalah harga komoditas yang cenderung menurun akibat lemahnya permintaan.
(Fiki Ariyanti)