Industri China Tunjukkan Tanda Pemulihan, Permintaan Domestik Masih Tersendat
Sektor industri China kembali mencatatkan pertumbuhan pada Agustus 2025 di tengah perlambatan dan lemahnya permintaan domestik.
IDXChannel - Sektor industri China kembali mencatatkan pertumbuhan pada Agustus 2025 di tengah perlambatan dan lemahnya permintaan domestik.
Badan Statistik Nasional China (NBS) melaporkan, laba industri naik 20,4 persen secara tahunan (yoy) pada Agustus, membalikkan penurunan 1,5 persen yoy yang terjadi pada Juli.
Secara kumulatif, laba industri tumbuh 0,9 persen dalam delapan bulan pertama tahun ini, berbalik arah dari kontraksi 1,7 persen pada periode Januari-Juli.
Dilansir Channelnewsasia, Sabtu (27/9/2025) pertumbuhan laba ini terjadi di tengah upaya pemerintah menindak praktik perang harga di berbagai sektor kunci seperti otomotif dan energi surya. Kebijakan pengetatan tersebut membantu meredakan tekanan deflasi harga produsen, meski permintaan yang lesu masih menjadi tantangan utama.
Persaingan harga yang sangat ketat di sektor kendaraan listrik, panel surya, dan industri utama lainnya telah menggerus margin keuntungan banyak perusahaan. Produsen mobil listrik BYD, misalnya, mencatat penurunan laba kuartalan untuk pertama kalinya dalam tiga setengah tahun terakhir.
Langkah Beijing membatasi strategi harga agresif mulai menunjukkan hasil, terlihat dari penurunan harga pabrik (factory-gate prices) yang lebih kecil. Namun, pemulihan permintaan belum solid, terutama akibat perlambatan sektor properti dan kondisi pasar tenaga kerja yang masih lemah.
Data ekonomi China masih lesu
Baik output pabrik maupun penjualan ritel pada Agustus mencatat pertumbuhan terlemah sejak tahun lalu, mencerminkan rapuhnya fondasi pemulihan ekonomi China. Meski demikian, pemerintah pusat masih menahan diri dari pemberian stimulus besar-besaran untuk menghindari risiko pasar modal yang terlalu panas.
Pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve AS (The Fed) diperkirakan memberi ruang bagi Bank Sentral China (PBOC) untuk melonggarkan kebijakan moneter tanpa khawatir akan terjadinya arus modal keluar atau depresiasi yuan yang signifikan.
Data NBS juga menunjukkan perbedaan kinerja antara berbagai jenis perusahaan. Di mana perusahaan milik negara (BUMN) mencatat penurunan laba 1,7 persen dalam delapan bulan pertama, perusahaan swasta membukukan kenaikan laba 3,3 persen, dan perusahaan asing mengalami pertumbuhan laba 0,9 persen.
Data laba industri mencakup perusahaan dengan pendapatan tahunan minimal 20 juta yuan (sekitar USD2,8 juta) dari kegiatan utamanya.
(DESI ANGRIANI)