Industri Galangan Kapal RI Kalah dari Singapura dan Vietnam, Pengusaha Harapkan Hal Ini
Iperindo membeberkan sejumlah tantangan yang dihadapi pelaku industri galangan kapal Indonesia. Salah satunya terkait utilitas yang rendah dibanding Singapura.
IDXChannel - Institusi Perkapalan dan Sarana Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) membeberkan sejumlah tantangan yang dihadapi pelaku industri galangan kapal Indonesia. Salah satunya terkait utilitas yang rendah dibanding negara tetangga.
Ketua Dewan Pembina Iperindo Bambang Harjo mengatakan tidak kurang dari 190.000 unit kapal pada pelayaran global yang melintasi perairan Indonesia setiap tahun melalui jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).
Namun, potensi tersebut baru bisa ditangkap oleh galangan kapal Singapura, Malaysia, Vietnam dan sebagian kecil oleh galangan Batam.
“Indonesia harus bisa ambil peluang itu dengan mengembangkan galangan kapal lebih optimal," katanya, Rabu (12/12/2024).
Salah satunya dengan meminta lembaga keuangan dan perbankan memberikan kemudahan permodalan kepada industri galangan kapal nasional.
"Perlu dorongan pemerintah dan DPR agar perbankan mau membiayai galangan dengan rate yang jauh lebih kecil dibanding industri manufaktur di darat," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Iperindo Anita Puji Utami berharap pemerintah memprioritaskan galangan kapal dalam negeri untuk membangun kapal yang dibiayai oleh APBN, lewat BUMN dan swasta.
Menurut Anita, anggota Iperindo telah menyediakan setidaknya 36.000 dock space kapal per tahun untuk mendukung kegiatan reparasi kapal. Saat ini, tingkat utilisasi dock space untuk reparasi masih relatif rendah.
Iperindo juga menyiapkan 900 dock space kapal per tahun untuk kegiatan new ship building. Dock space tersebut saat ini sebagian besar masih menganggur akibat order kapal yang sepi.
"Kami berharap dock space ini bisa diisi oleh proyek-proyek APBN, BUMN dan perusahaan swasta," kata dia pada Rapat Kerja Nasional Iperindo 2024 Rabu (11/12/2024).
(Febrina Ratna)