ECONOMICS

Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Ditargetkan Tumbuh 6,59 Persen di 2025

Tangguh Yudha 19/12/2024 11:35 WIB

Industri kimia, farmasi, dan tekstil (IKFT) ditargetkan tumbuh di 2025.

Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Ditargetkan Tumbuh 6,59 Persen di 2025. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Industri kimia, farmasi, dan tekstil (IKFT) ditargetkan tumbuh di 2025. Bukan tanpa alasan, hal ini lantaran industri IKTF mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 4,2 persen secara kumulatif sampai dengan kuartal III-2024.

Plt Direktur Jenderal IKFT Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Reni Yanita mengatakan, sektor IKFT dipacu untuk dapat tumbuh sebesar 6,59 persen pada 2025, menjadi 7,97 persen pada 2027, dan selanjutnya mencapai 7,59 persen pada 2029.

Subsektor yang diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan sektor IKFT, antara lain industri kimia, farmasi dan obat tradisional dengan target pertumbuhan sebesar 7,98-9,33 persen, serta industri barang galian bukan logam dengan target pertumbuhan 8,36-8,74 persen.

“Kontribusi sektor IKFT terhadap PDB nasional juga ditargetkan dari 3,62 persen pada tahun 2025 menjadi 3,86 persen di tahun 2029," kata Reni sebagaimana dikutip dalam pernyataan resminya, Kamis (19/12/2024).

"Subsektor yang diharapkan menjadi pendorong kontribusi tersebut antara lain industri kimia, farmasi dan obat tradisional dengan target kontribusi sebesar 1,44-1,62 persen, serta industri tekstil dan pakaian jadi dengan kontribusi 1,07-1,09 persen,” kata dia.

Reni menyebut, adanya pertumbuhan di sektor IKFT di 2024 sendiri didukung sejumlah subsektor yang menunjukkan pertumbuhan signifikan. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) secara year-on-year (YoY), industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 10,15 persen pada kuartal III-2024.

Angka 10,15 persen itu menunjukkan lonjakan signifikan apabila dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya, yakni 5,90 persen di kuartal I-2024 dan 1,93 persen di kuartal II-2024. Angka tersebut juga lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (kuartal III-2023), yang saat itu mengalami kontraksi 2,96 persen.

Subsektor lainnya yang juga mencatatkan pertumbuhan positif, yakni industri tekstil dan pakaian jadi yang tumbuh sebesar 7,43 persen pada kuartal III-2024 (YoY). Meningkat dibandingkan periode kuartal I-2024 (2,64 persen), kuartal II-2024 (-0,03 persen), dan kuartal III-2023 (-2,96 persen).

Selanjutnya, industri karet, barang dari karet dan plastik, juga mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 3,46persen pada kuartal III-2024. Pertumbuhan ini melampaui capaian pada kuartal I-2024 (-5,24 persen), kuartal II-2024 (2,13 persen), dan kuartal III-2023 (-4,34 persen).

Sementara itu, industri kimia, farmasi dan obat tradisional turut mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,08 persen pada kuartal III-2024.

Meskipun secara makro kinerja sektor IKFT menunjukkan hasil positif, Reni menyebut masih terdapat beberapa tantangan yang perlu menjadi perhatian, seperti kondisi ekonomi dan politik global yang belum stabil, tingginya gempuran impor produk jadi, sampai regulasi yang belum sepenuhnya mendukung sektor industri dalam negeri.

Oleh karena itu, Kemenperin fokus untuk memacu sektor industri manufaktur, termasuk sektor IKFT, untuk tetap menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

“Industri manufaktur masih menjadi sektor yang mampu mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi dan mampu menjadi mesin penggerak utama (prime mover) perekonomian nasional,” ujar dia.

(Dhera Arizona)

SHARE