ECONOMICS

Industri Perikanan RI Dianggap Belum Maksimal, Erick Thohir: Baru Lima Persen

Suparjo Ramalan 11/10/2022 20:35 WIB

Pemerintah mengakui industri kelautan dalam negeri belum dimanfaatkan secara maksimal.

Erick Thohir mengakui industri kelautan dalam negeri belum dimanfaatkan secara maksimal.

IDXChannel - Pemerintah mengakui industri kelautan dalam negeri belum dimanfaatkan secara maksimal. Padahal, 54 persen asupan protein nasional merupakan kontribusi nelayan melalui produk ikan dan makanan laut lainnya.

Menteri BUMN Erick Thohir mencatat pemanfaatan sektor kelautan baru sebesar 6 persen saja. Hal tersebut yang menjadi dasar pemerintah harus membangun dan memperbaiki ekosistem kelautan di Tanah Air. 

"Ini adalah sebuah potensi pertumbuhan industrialisasi yang belum kita garap serius agriculture dan kelautan. Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan agrikultur. Kelautan yang hari ini, kalau kita bicara industri kelautan itu baru 5 persen," ungkap Erick Selasa (11/10/2022). 

Meski Indonesia memiliki sumber daya perikanan dan kelautan yang menjanjikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional, namun data saat ini menunjukan Indonesia masih tertinggal dengan negara tetangga seperti Vietnam dan Filipina

"Berdasarkan data-data daripada tren Vietnam, Filipina dari jenis perikanan, jangan-jangan juga ikannya dari Indonesia," ucap dia. 

Erick pun siap membangun ekosistem perikanan Indonesia lewat kolaborasi antara BUMN, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Kelautan dan Perikanan, hingga Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI). Dia juga bakal mendorong BUMN seperti Himbara, Perum Perindo, Perinus, hingga PNM untuk terlibat dalam ekosistem tersebut.

"Tantangan di sektor perikanan sangat kompleks, kita harus ikut perubahan, kalau kita berdiam diri, kita tidak akan ke mana-mana," katanya. 

Erick mengatakan nelayan memegang peran penting bagi masa depan ekonomi serta kedaulatan pangan bangsa. Selain itu, luas dan beragamnya kondisi perairan, Indonesia memiliki potensi perikanan yang sangat besar.

Menurutnya, potensi perikanan darat Indonesia sebesar 3 juta ton per tahun, sedangkan potensi perikanan laut mencapai 12,54 juta ton per tahun.

"Maka, nelayan Indonesia tidak boleh jadi ayam yang kelaparan di lumbung padi. Dengan potensi sebesar itu bagaimana kita bisa memenuhi kesejahteraan nelayan sekaligus memenuhi kebutuhan pangan nasional," jelasnya.

Dalam kunjungannya ke sejumlah daerah, Erick mengaku kerap berdiskusi dengan para nelayan. Menurutnya, para nelayan acap kali dihadapkan pada sejumlah hal yang mempengaruhi produktivitas, baik sisi permodalan, pendampingan, hingga akses pasar.

"Yang saya pahami dari dialog dengan rekan-rekan dari kampung nelayan, sejatinya nelayan Indonesia bukan semata-mata ingin 'disuapi', melainkan membutuhkan satu ekosistem sehat dan berkelanjutan," pungkasnya.

Erick ingin ekosistem perikanan meniru jejak kesuksesan ekosistem pertanian dalam program Makmur. Menurutnya, program Makmur yang terintegrasi dari hulu ke hilir telah menjangkau 200.000 hektare pada empat komoditas utama yakni sawit, tebu, jagung, dan padi.

"Dengan fokus pada produk yang laku di pasar itu pendapatan petani naik 46 persen," pungkasnya.

(NDA) 

SHARE