Industri Pulp dan Kertas Diproyeksi Tumbuh Positif, Ini Faktor Pendukungnya
PT Kredit Rating Indonesia (KRI) memproyeksikan industri kertas dan bubur kertas atau pulp and paper mampu tumbuh positif hingga akhir 2023.
IDXChannel - PT Kredit Rating Indonesia (KRI) memproyeksikan industri kertas dan bubur kertas atau pulp and paper mampu tumbuh positif hingga akhir 2023.
Adapun, market size industri ini diproyeksi tembus USD387,54 miliar di tahun 2023, atau tumbuh 1,07% dibanding tahun sebelumnya yang sebesar USD348,32 miliar.
Rating Analyst PT Kredit Rating Indonesia (KRI), Achmad Sudjatmiko, mengungkapkan outlook positif industri pulp and paper tersebut berdasarkan meningkatnya permintaan secara global.
Peningkatan itu didorong naiknya perdagangan secara online, yang sangat membutuhkan kemasan kertas untuk melakukan distribusi.
Selain itu, kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan yang meningkat, di mana produk-produk dari kertas yang lebih mudah terurai secara alami semakin banyak digunakan untuk menggantikan produk berbahan plastik.
Juga, meningkatnya kesadaran untuk hidup lebih higienis, terutama terkait penggunaan kertas untuk penyajian makanan di restoran, serta pertambahan populasi penduduk dunia.
“Berdasarkan volume, konsumsi pulp yang digunakan untuk menghasilkan kertas printing dan writing, serta untuk packaging paper, diestimasikan meningkat dari 408 juta metrik ton di tahun 2021 menjadi 476 juta metrik ton di tahun 2032, dengan packaging paper diestimasikan mendominasi penggunaan pulp tersebut,” kata Achmad dalam keterangan resmi, Jumat (6/10/2023).
Berdasarkan riset dari PT Kredit Rating Indonesia (KRI), dari sisi pasokan, walaupun jumlah pasokan pulp masih lebih tinggi dibandingkan konsumsi pulp dunia, namun pertumbuhan kapasitas produksi pulp terlihat melambat sejak 2017.
Achmad melanjutkan, pada periode 2017 hingga 2019 pertumbuhan kapasitas produksi pulp secara global hanya bertambah rata-rata 1,2 juta metrik ton per tahun, dan di tahun 2020 hingga 2021 pertumbuhan kapasitas produksi pulp global hanya tumbuh rata-rata 2 juta metrik ton per tahun.
Lalu, pertumbuhan kapasitas produksi yang melambat dikarenakan adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan tidak adanya penambahan kapasitas baru di 2019 dan 2020. Hal ini menimbulkan naiknya tingkat rata-rata operating rate meningkat dari 90% menjadi 91% di 2026.
Sedangkan dari sisi harga pulp dunia saat ini sudah mulai menunjukkan tanda-tanda recovery setelah sebelumnya turun ke level terendah yaitu di 4.782 yuan Cina per ton di Juni 2023, disebabkan oleh tingginya oversupply terutama di wilayah Amerika Utara dan Eropa.
Saat ini, lanjut Achmad, tanda-tanda pemulihan dari harga pulp sudah mulai terlihat, di mana harga pulp per tanggal 16 September 2023 sudah mencapai 5.480 yuan Cina per ton.
“Peningkatan permintaan dari Cina, sebagai salah satu konsumen terbesar pulp dunia, menjadi salah satu penyebab kenaikan harga tersebut, didorong oleh stimulus dari pemerintah Cina seperti penurunan tingkat suku bunga acuan dari 3,55% menjadi 3,45% untuk memicu pertumbuhan ekonomi di negeri tersebut,” ujar Achmad. (NIA)