Inflasi Indonesia Terkendali, Mentan Sebut Peran Sektor Pertanian
Banyak negara tengah menghadapi tingginya inflasi di tengah pandemi Covid-19. Namun, Indonesia masih mampu mengendalikan kenaikan harga barang.
IDXChannel – Banyak negara tengah menghadapi tingginya inflasi di tengah pandemi Covid-19. Namun, Indonesia masih mampu mengendalikan kenaikan harga barang.
Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), tingkat inflasi di Indonesia tergolong lebih rendah jika dibandingkan negara lain. Dia menyebut inflasi Amerika Serikat (AS) menuju 8,2 persen menurut IMF dan World Bank.
Sementara itu, inflasi Jepang di atas 4%, dan Turki mencapai hampir 62 persen. "Alhamdulillah Indonesia 3,2%, termasuk negara paling sukses menghadapi Covid 19 kemarin, ujar Mentan SYL pada sambutannya dalam acara peringatan hari Krida Pertanian, Rabu (22/6/2022).
Dia pun menyebutkan bahwa hal itu bisa terjadi karena disebabkan oleh sektor pertanian yang cukup kuat menjadi bantalan ekonomi yang menjadi penolong inflasi.
Namun demikian menurutnya bukan berarti pasca pandemi sektor pertanian tidak memiliki tantangan. Isu perubahan iklim menjadi tantangan berat sektor pertanian ke depan. Hal tersebut dikhawatirkan bakal memengaruhi siklus tanam maupun panen.
Oleh karenanya melalui peringatan hari Krida pertanian ini merupakan momentum untuk memperkuat sektor pertanian untuk menghasilkan sense of crisis atau kepekaan menghadapi krisis.
"Biarkan bumi berguncang dengan krisis pangan dan energi, tapi pertanian Indonesia insya Allah semakin maju dan mandiri. Apakah mungkin? Ya mungkin," lanjut Mentan.
Mentan mengatakan bahwa sektor pertanian ke depan harus lebih meningkatkan produktivitasnya. Bukan hanya untuk pemenuhan pangan dalam negeri, namun juga bisa menjadi penyuplai ke negara lain.
"Kita harus tingkatkan produktivitas kita, kita harus persiapkan stok kita untuk dimakan oleh bangsa ini, tetapi sekaligus ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengakses pasar dunia melalui ekspor yang mungkin kita lakukan," kata Mentan.
"Kita penuhi kebutuhan nasional yang lebih, tentu saja ini menjadi peluang ekspor dari permintaan negara lain," pungkasnya. (FRI)