ECONOMICS

Inflasi Inti Jepang Masih di Atas Ekspektasi, Ekonomi Asia Berjuang Pulih

Maulina Ulfa - Riset 23/06/2023 10:24 WIB

Tingkat inflasi tahunan di Jepang secara tak terduga turun menjadi 3,2 persen pada Mei 2023 yang diumumkan Jumat (23/6/2023).

Inflasi Inti Jepang Masih di Atas Ekspektasi, Ekonomi Asia Berjuang Pulih. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Tingkat inflasi tahunan di Jepang secara tak terduga turun menjadi 3,2 persen pada Mei 2023 yang diumumkan Jumat (23/6/2023). Angka ini telah melandai dari level tertinggi 3 bulan pada April sebesar 3,5 persen, dan meleset dari perkiraan pasar sebesar 4,1 persen.

Inflasi perabotan dan peralatan rumah tangga melambat di level 9,6 persen dibanding 10,0 persen pada April.

Sementara, harga bahan bakar, lampu, dan air menurun selama empat bulan berturut-turut terkontraksi 8,3 persen dibandingkan -3,8 persen pada bulan sebelumnya, terutama disebabkan oleh inflasi listrik yang juga terkontraksi 17,1 persen dibanding -9,3 persen pada bulan sebelumnya. (Lihat grafik di bawah ini.)

Sebaliknya, inflasi tidak berubah untuk perumahan sebesar 1,2 persen dan pendidikan sebesar 1,3 persen.

Pada saat yang sama, harga transportasi meningkat 2,2 persen dibanding 1,8 persen pada bulan sebelumnya. Sementara pakaian mengalami inflasi 3,9 persen versus 3,8 persen bulan sebelumnya dan perawatan medis mengalami inflasi 2,1 persen

Selain itu, harga pangan naik paling tinggi sejak September 1976 mencapai 8,6 persen dibanding 8,4 persen pada April.

Inflasi inti juga turun menjadi 3,2 persen pada Mei dari puncak 3 bulan sebesar 3,4 persen pada April. Angka ini meleset tipis dibandingkan dengan perkiraan 3,1 persen, dan masih berada di luar target 2 persen Bank of Japan untuk bulan ke-14 berturut-turut.

Secara bulanan, indeks harga konsumen ini datar sepanjang Mei, setelah kenaikan 0,6 persen di bulan April yang merupakan laju tertajam sejak April 2014.

Meski demikian, inflasi mendasar di Jepang masih tetap sangat tinggi, dengan indeks selain biaya makanan dan bahan bakar melonjak 4,3 persen pada Mei dan menjadi pembacaan tertinggi sejak 1981. Peningkatan biaya layanan dan harga rumah berkontribusi pada pembacaan yang tinggi ini.

Meskipun pasar energi global terlihat lebih stabil dari dampak konflik Rusia-Ukraina, namun rantai pasokan makanan tetap masih ketat dan membebani negara-negara dengan kebutuhan impor yang tinggi. Diketahui Jepang mengimpor sekitar 60 persen dari total konsumsi makanannya.

Subsidi pemerintah pada harga listrik juga merupakan pendorong utama inflasi, demikian pula beberapa tanda stabilitas di pasar komoditas global.

Tetapi pelemahan yen baru-baru ini, yang diperdagangkan pada posisi terendah lebih dari enam bulan juga dikhawatirkan dapat menyebabkan inflasi yang lebih tinggi dalam beberapa bulan mendatang, mengingat ketergantungan Jepang yang tinggi pada impor.

Adapun sejumlah saham Asia juga memerah pada perdagangan hari ini, Jumat (23/6/2023). Indeks Nikkei 225 turun 1,6 persen hingga penutupan perdagangan sesi I pada pukul 09.45 WIB. Adapun indeks Hang Seng di Hong Kong juga turun 1,63 persen pada waktu yang sama. Indeks TOPIX dan Kospi juga mengalami penurunan masing-masing 1,4 persen dan 0,78 persen.

Selain itu, aktivitas bisnis Jepang juga lebih lambat pada Juni, menurut perkiraan au Jibun bank.

Indeks manajer pembelian komposit turun menjadi 52,3 pada Juni, dibandingkan dengan 54,3 pada Mei.

Pembacaan PMI di atas 50 mengindikasikan ekspansi di sektor ini, sementara pembacaan di bawah 50 mengindikasikan kontraksi.

Aktivitas manufaktur terutama jatuh ke wilayah kontraksi, dengan PMI manufaktur di 48,4 dibandingkan dengan Mei 50,9.

Ini masih menjadi sinyal bahwa ekonomi di Asia Pasifik masih tertekan, didukung dengan kinerja ekonomi China yang lesu dan mendorong pemotongan suku bunga lebih lanjut.

Sementara pembacaan IHK Jepang secara umum juga masih tetap jauh di atas kisaran target 2 persen Bank of Japan. Tetapi bank sentral telah berulang kali mengisyaratkan tidak akan memperketat kebijakan dalam waktu dekat, dan inflasi kemungkinan akan turun lebih jauh dalam beberapa bulan mendatang. (ADF)

SHARE