ECONOMICS

Inflasi Jepang Naik, Dorong BOJ Pertimbangan Kenaikan Suku Bunga

Dian Kusumo Hapsari 21/06/2024 09:35 WIB

Inflasi Jepang meningkat setelah pemerintah menaikkan pungutan terkait energi terbarukan.

Inflasi Jepang Naik, Dorong BOJ Pertimbangan Kenaikan Suku Bunga. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Inflasi Jepang meningkat setelah pemerintah menaikkan pungutan terkait energi terbarukan. Hal ini mendukung argumen agar bank sentral mempertimbangkan kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.

Kementerian Dalam Negeri pada Jumat (21/06/2024) mengatakan harga konsumen tidak termasuk makanan segar naik 2,5 persen pada Mei dibandingkan tahun lalu, lebih cepat dari 2,2 persen pada April.

Angka tersebut sedikit di bawah konsensus para ekonom, namun tetap berada pada atau di atas target bank sentral Jepang atau Bank of Japan (BOJ) sebesar 2 persen selama 26 bulan berturut-turut.

Hasil secara nasional ini kira-kira sejalan dengan angka pada Mei untuk Tokyo yang dirilis tiga minggu lalu.

Indikator utama kembali meningkat setelah dua bulan mengalami penurunan, memberikan alasan bagi bank sentral untuk mempertimbangkan kenaikan suku bunga paling cepat bulan depan, ketika BOJ mengatakan akan memberikan rincian tentang rencana pengurangan pembelian obligasi.

Ketika ditanya minggu lalu apakah pihak berwenang dapat menaikkan suku bunga pada pertemuan yang sama, Gubernur Kazuo Ueda menjawab "tentu saja," selama data menjamin langkah tersebut.

Ueda, lebih lanjut, menyoroti kemungkinan kenaikan suku bunga lebih awal ketika dia mengatakan di parlemen pada Selasa bahwa ada kemungkinan besar suku bunga kebijakan akan dinaikkan bulan depan, tergantung pada kondisi ekonomi dan keuangan.

Di saat yang sama, ukuran inflasi yang lebih dalam yang tidak mencakup harga makanan segar dan energi naik 2,1 persen pada Mei, menandai penurunan selama sembilan bulan berturut-turut.

Pertumbuhan harga jasa, yang oleh BOJ disoroti sebagai faktor kunci dalam pertimbangan kebijakannya, sedikit menurun menjadi 1,6 oersen setelah melambat tajam menjadi 1,7 persen pada April. Perlambatan itu mungkin mengisyaratkan semakin besarnya keengganan dunia usaha untuk menaikkan harga lebih lanjut, karena biaya yang lebih tinggi semakin mengurangi minat konsumen.

Faktor-faktor yang mendorong inflasi lebih cepat adalah biaya energi, yang dipimpin oleh kenaikan harga listrik.

Salah satu komponen yang membebani indeks adalah makanan olahan, yang pertumbuhan harganya melambat menjadi 3,2 persen sebagian karena efek dasar. Jumlah bahan makanan yang mengalami kenaikan harga pada Mei kurang dari setengah angka pada bulan yang sama tahun lalu, menurut survei terbaru oleh Teikoku Databank.

Ke depannya, ada faktor-faktor yang mempengaruhi harga, baik positif maupun negatif. Salah satu faktor utama yang mendorong harga lebih tinggi adalah yen yang lemah. Mata uang Jepang telah diperdagangkan hanya beberapa yen dari level terendah 34 tahun terhadap dolar selama sebulan terakhir.

Yen diperdagangkan sekitar 158,85 terhadap dolar pada Jumat pagi di Tokyo, mendorong intervensi verbal. Pejabat tinggi mata uang Masato Kanda mengatakan tidak ada perubahan dalam sikapnya untuk mengambil tindakan yang tepat, jika terjadi pergerakan mata uang yang berlebihan.

(DKH)

SHARE