ECONOMICS

Inflasi November 2025 Berpotensi Naik hingga 2,86 Persen, Ini Pemicunya

Nia Deviyana 18/11/2025 15:26 WIB

Risiko tekanan harga beras dapat lebih besar karena potensi produksi akhir tahun yang menurun.

Inflasi November 2025 Berpotensi Naik hingga 2,86 Persen, Ini Pemicunya. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel - Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memproyeksi Inflasi pada November 2025 meningkat ke kisaran 2,72-2,86 persen year on year (yoy).

Adapun untuk inflasi bulanan diperkirakan di kisaran 0,17-0,31 persen (month to month/mtm).

"Laju inflasi biasanya mengikuti pola musiman akhir tahun, di mana jasa transportasi dan aktivitas liburan cenderung menguat, sementara komoditas pangan dipengaruhi oleh curah hujan," tulis LPEM FEB UI dalam Seri Analisis Makroekonomi Inflasi Bulanan November 2025, Selasa (18/11/2025).

Risiko tekanan harga beras dapat lebih besar karena potensi produksi akhir tahun yang menurun, meski penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP), operasi pasar, dan bantuan pangan dapat menahan lajunya. 

Sementara komponen harga yang diatur pemerintah diperkirakan tidak banyak berubah di bulan depan karena belum ada rencana penyesuaian signifikan pada Harga energi rumah tangga. 

Inflasi inti umumnya bergerak meningkat di akhir tahun seiring dengan promosi akhir tahun dan realisasi pembelian barang tahan lama ditambah.

Namun demikian, pergeseran diperkirakan terbatas mengingat ekspektasi tambahan belanja belum melonjak sejalan dengan tren Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) yang masih cenderung datar meski tetap berada pada wilayah optimistis. 

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Oktober 2025 sebesar 0,28 persen (mtm) dan 2,86 persen (yoy).

Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan faktor penyebab inflasi Oktober 2025 adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi 3,05 persen, dan andil inflasi 0,21 persen. 

Sementara komoditas yang dominan mendorong inflasi adalah emas perhiasan dengan andil inflasi 0,21 persen.

(NIA DEVIYANA)

SHARE