Inflasi RI Disebut Rendah, Ekonom: Jangan Over Optimis, Tapi Tetap Waspada
Inflasi Indonesia disebut masih dalam kategori rendah atau ringan, namun Ekonom memperingatkan agar pemerintah tidak over optimis.
IDXChannel - Badan Pusat Statistik mencatat, inflasi di September 2022 mencapai sebesar 1,17%. Realisasi ini tertinggi sejak Desember 2014 yang mencapai 2,46%.
Sementara secara tahunan, inflasi mencapai 5,95%.
Meski begitu, Bank Indonesia (BI) masih yakin situasi inflasi ini dapat dikendalikan, meskipun tekanan kenaikan harga terus meningkat.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Wahyu Agung Nugroho menjelaskan, kenaikan harga komoditas bensin yang mencapai 0,91% menjadi penyumbang utama inflasi September.
Sambungnya, tekanan inflasi saat ini diakibatkan oleh gangguan suplai, sehingga BI akan terus melakukan rekaliberasi kebijakan moneter untuk mengendalikan inflasi nasional.
“Ini sudah kita implementasikan di banyak daerah, hasilnya inflasi volatile food September sudah mulai menurun. Sekarang sudah sekitar 8%. Harapannya inflasi volatile food ini bisa turun sampai 6% atau bahkan 5%,” kata Wahyu Agung Nugroho kepada IDXChannel, seperti ditulis Jumat (7/10/2022)
Ekonom Senior INDEF, Didin S. Damanhuri menilai, kondisi inflasi saat ini seharusnya mampu di-handle oleh pemerintah dengan menyediakan bantalan bagi masyarakat.
“Seharusnya kita bisa menghandle subsidi yang akan meningkat kira-kira Rp100 triliun karena kita memperoleh lebih dari Rp500 triliun dari windfall,” tutur Didin kepada IDXChannel.
Kenaikan harga BBM dan transportasi, menurutnya menimbulkan efek multiplier yang disulut oleh inflasi tinggi. Dikhawatirkan, inflasi nasional ini juga beriringan dengan tekanan inflasi impor. Ditambah lagi suku bunga The Fed diperkirakan akan terus naik.
Didin menyebut, keuangan nasional saat ini cukup untuk menyediakan jaring pengamanan sosial, mengingat pendapatan pemerintah yang surplus dari devisa dan perdagangan internasional.
“Lebih baik Indonesia bicara tidak dengan over optimism tapi waspada, dengan mengokohkan daya beli rakyat melalui berbagai jaring pengaman sosial,” tegasnya.
Terpisah, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian menilai, inflasi September masih rendah dan belum mengkhawatirkan. Ia memastikan, pemerintah tidak akan lepas tangan atas tingkat inflasi di bulan September.
“Dari inflasi tahunan yang 4,84% ke 5,95%, angka ini masih tergolong inflasi ringan, tapi kita harus tetap waspada. Angka nasional inilah agregat dari kerja pemerintah pusat dan juga performa dari 548 daerah baik provinsi dan kota," ucap Tito.
Pemerintah telah menyiapkan sejumlah kebijakan untuk meredam inflasi yakni penyaluran bansos sebagai bantalan masyarakat akibat kenaikan harga BBM. Tito mendorong pemda untuk bersama mengendalikan harga supaya daya beli masyarakat tetap terjaga.
(Penulis: Ribka Christiana Putri/Magang)
(FAY)