ECONOMICS

Inflasi Susah Turun, ECB Diprediksi Pertahankan Suku Bunga Tinggi Lebih Lama

Wahyu Dwi Anggoro 15/05/2023 16:15 WIB

Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga di level tertinggi lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.

Inflasi Susah Turun, ECB Diprediksi Pertahankan Suku Bunga Tinggi Lebih Lama. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga di level tertinggi lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya seiring dengan masih adanya tekanan inflasi, menurut para ekonom yang disurvei Bloomberg.

Dilansir dari Bloomberg pada Senin (15/5/2023), penurunan pertama diprediksi baru akan terjadi pada kuartal II-2024.

Selain itu, inflasi inti diperkirakan berada pada level 2,4 persen pada kuartal IV-2024, jauh di atas target inlasi keseluruhan sebesar dua persen.

Hasil ini menggarisbawahi kekhawatiran di antara banyak pembuat kebijakan atas inflasi yang terus berlanjut. ECB berjanji untuk memperketat biaya dan mempertahankannya selama yang diperlukan untuk mengendalikan harga.

ECB menaikkan suku bunga deposito sebesar 25 basis poin menjadi 3,25 persen bulan ini.

Beberapa pejabat menolak spekulasi pasar bahwa suku bunga dapat diturunkan secepatnya pada musim semi mendatang. Kepala Bank Sentral Latvia, Martins Kazaks, mengatakan dalam sebuah wawancara minggu lalu bahwa spekulasi itu sangat prematur.

Ia dan yang lainnya mengatakan bahwa kenaikan seperempat poin di Juni dan Juli yang diperkirakan oleh sebagian besar analis mungkin tidak cukup untuk mengalahkan inflasi secara meyakinkan. Presiden Bundesbank Joachim Nagel mengatakan pada  Jumat bahwa ECB mungkin perlu untuk terus mengetatkan kebijakan setelah liburan musim panas.

Inflasi inti yang membandel dapat mendorong harga-harga lain ke arah tersebut. Anggota Dewan Eksekutif Isabel Schnabel mengatakan bahwa suku bunga harus terus naik sampai ada tanda-tanda bahwa inflasi inti turun secara berkelanjutan.

Para ekonom terus memperkirakan pemulihan ekonomi secara bertahap di kawasan euro, dengan pertumbuhan sebesar 0,4 persen pada paruh kedua tahun depan. (WHY)

SHARE