ECONOMICS

Ini 5 Gebrakan Baru Menkeu Purbaya yang Beda dari Sri Mulyani

Shifa Nurhaliza Putri 08/10/2025 18:24 WIB

Setelah dilantik sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawati, Purbaya Yudhi Sadewa langsung menunjukkan gaya kepemimpinannya yang berbeda.

Ini 5 Gebrakan Baru Menkeu Purbaya yang Beda dari Sri Mulyani. (Foto: 5 Gebrakan Baru Menkeu Purbaya)

IDXChannel – Setelah dilantik sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawati, Purbaya Yudhi Sadewa langsung menunjukkan gaya kepemimpinannya yang berbeda. Dalam hitungan minggu, ia mengumumkan sejumlah kebijakan ekonomi yang agresif dan inovatif, dengan tujuan utama mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke level yang lebih tinggi.

5 Gebrakan Baru Menkeu Purbaya

Berikut ini adalah lima gebrakan baru dari Menkeu Purbaya, yang secara langsung menandai perbedaan pendekatan dengan era Sri Mulyani:

1. Suntikan Rp200 Triliun ke Bank Himbara
Gebrakan pertama yang mencolok adalah keputusan Purbaya untuk mengalirkan Rp200 triliun dari saldo kas negara di Bank Indonesia (BI) ke bank-bank milik negara (Bank Himbara). Langkah ini bertujuan meningkatkan likuiditas dan mendorong penyaluran kredit ke sektor riil.

Berbeda dari pendekatan konservatif Sri Mulyani, Purbaya langsung mendorong pemanfaatan dana itu secara produktif. Ia juga menetapkan syarat tegas dana tidak boleh digunakan untuk membeli surat berharga, tapi harus disalurkan sebagai kredit.

2. Rencana Merombak RAPBN dan Transfer ke Daerah
Purbaya menyatakan akan merombak RAPBN 2026, terutama dalam hal transfer ke daerah (TKD). Sebelumnya, dalam draf RAPBN yang disusun di bawah Sri Mulyani, terlihat adanya penurunan signifikan dalam alokasi TKD. Purbaya merespons penolakan dari banyak kepala daerah, dan berkomitmen untuk mengevaluasi kembali struktur anggaran tersebut.

Langkah ini menunjukkan pendekatan yang lebih responsif dan adaptif terhadap tekanan politik dan daerah, berbeda dengan Sri Mulyani yang dikenal tegas dan konsisten pada kebijakan fiskal terencana jangka panjang.

3. Insentif Repatriasi Dolar dari WNI
Untuk memperkuat cadangan devisa dan stabilitas rupiah, Purbaya mengusulkan insentif bagi warga negara Indonesia yang memiliki simpanan dolar di luar negeri agar memindahkannya ke dalam negeri. 

Kebijakan ini menargetkan aliran dana masuk (repatriasi) yang bisa memperkuat posisi fiskal dan mendukung pembiayaan proyek strategis nasional. Pendekatan ini cukup progresif dan mencerminkan pemikiran terbuka terhadap potensi dana diaspora sesuatu yang kurang menjadi fokus di masa Sri Mulyani.

4. Reformasi Pajak Berstandar Global
Purbaya juga menegaskan komitmennya untuk menyelaraskan sistem perpajakan Indonesia dengan standar global. Ia ingin memastikan kepatuhan pajak yang lebih baik, transparansi internasional, serta optimalisasi pengelolaan aset negara dan sumber daya alam.

Meskipun Sri Mulyani telah memulai reformasi besar-besaran di bidang perpajakan, Purbaya tampaknya ingin melangkah lebih jauh dengan pendekatan yang lebih agresif terhadap penghindaran pajak dan pengelolaan kekayaan negara.

5. Target Pertumbuhan 8 persen dalam 2–3 Tahun
Salah satu target paling ambisius yang diumumkan Purbaya adalah pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dalam waktu 2–3 tahun. Untuk mencapainya, ia mendorong percepatan pemulihan lewat suntikan likuiditas, insentif kredit, dan reformasi struktural.

Ini berbeda dari Sri Mulyani yang lebih realistis dalam target pertumbuhan dan sangat berhati-hati dalam menjaga stabilitas makro, inflasi, dan utang negara.

Gebrakan Menkeu Purbaya menandai perubahan signifikan dalam arah kebijakan fiskal Indonesia. Pendekatan yang lebih agresif dan pro-pertumbuhan menjadi pembeda utama dari gaya Sri Mulyani yang dikenal konservatif dan fokus pada stabilitas makro. 

(Shifa Nurhaliza Putri)

SHARE