Ini Masing-Masing Tugas Anggota Holding Pertambangan Percepat Hilirisasi di RI
MIND ID sebagai holding BUMN industri pertambangan berkomitmen mendorong hilirisasi.
IDXChannel - MIND ID sebagai holding BUMN industri pertambangan berkomitmen mendorong hilirisasi.
"MIND ID menjawab tantangan ini bersama dengan seluruh anggotanya, PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), PT Timah Tbk. Masing-masing tidak hanya menjalankan praktik pertambangan tetapi juga mendorong percepatan hilirisasi," ujar Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso di Jakarta, Jumat (13/1/2023).
PT Antam Tbk (ANTAM), jelas dia, saat ini sedang berfokus pada implementasi inisiatif strategis pengembangan hilirisasi nikel. Berlokasi di Halmahera Timur, ANTAM sedang melakukan penyelesaian proyek pembangunan Pabrik Feronikel.
Progress konstruksi Pabrik Feronikel Haltim berkapasitas 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi) telah mencapai 98% dan diharapkan dapat beroperasi pada semester kedu 2023. Nantinya, pabrik ini akan menambah portfolio total kapasitas produksi terpasang feronikel tahunan ANTAM menjadi 40.500 TNi.
Sementara itu, PT Freeport Indonesia (PTFI) juga fokus pada hilirisasi tembaga dengan membangun Smelter baru.
Smelter Manyar nantinya akan menjadi fasilitas pemurnian dan pengolahan konsentrat tembaga kedua milik PTFI yang tengah dibangun di Kawasan Java Integrated Industrial Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur dengan luas total sekitar 100 hektar.
Smelter Manyar dirancang untuk memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 2 juta ton per tahun, yang menjadikan smelter ini sebagai tempat pengolahan tembaga terbesar di dunia.
Hasil pengolahan Smelter Manyar akan ditambahkan dengan kapasitas pengolahan smelter yang telah beroperasi, PT Smelting, dengan kapasitas pengolahan 1 juta ton konsentrat tembaga setiap tahun.
Dengan demikian, setelah Smelter Manyar beroperasi, PTFI akan mampu mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun.
Kemudian, PT Inalum (Persero) (Inalum), upaya Inalum meningkatkan kapasitas produksi salah satunya hadir lewat anak perusahaannya Indonesia Aluminium Alloy (IAA). Saat ini IAA sudah melakukan soft commissioning, memastikan mesin-mesinnya siap beroperasi dan mendaur ulang aluminium.
"Dengan beroperasinya PT IAA ini, Inalum mampu menargetkan peningkatan kapasitas 21 ribu ton per tahunnya," tutur dia.
"PT Timah Tbk juga turut mewujudkan program hilirisasi melalui penggunaan teknologi terbaru dalam pengolahan komoditas timah," imbuh Hendi.
Teknologi bernama peleburan Top Submerge Lance (TSL) Ausmelt Furnace merupakan babak baru transformasi teknologi dalam pengolahan timah.
TSL Ausmelt Furnace adalah strategi PT Timah Tbk untuk menjawab tantangan yang dihadapi industri pertambangan timah saat ini, khususnya dalam memaksimalkan konsentrat timah kadar rendah.
Dengan TSL Ausmelt Furnace, diharapkan mampu mengolah konsentrat bijih timah dengan kadar rendah mulai dari 40% Sn, dengan kapasitas produksi 40.000 ton crude tin per tahun atau 35.000 metrik ton ingot per tahun.
"MIND ID sebagai holding Industri Pertambangan menjalin sinergi dan kolaborasi antar anggotanya serta mendorong apa yang dicita-citakan Presiden RI dengan mendorong hilirisasi, guna meningkatkan nilai tambah komoditas produk tambang serta mampu memperkuat bisnis inti Perusahaan," jelas Hendi.
Selain fokus pada operasional dan produk hilirisasi, MIND ID menekankan pentingnya pengelolaan operasional tambang sesuai dengan prinsip Good Mining Practice dan mengedepankan praktik circular economy demi terciptanya keberlanjutan bisnis.
"MIND ID Bersama dengan seluruh anggota berkomitmen untuk menghadirkan praktik pertambangan yang berkelanjutan. Mendorong praktik circular economy hingga ke seluruh rantai bisnis perusahaan, serta menggunakan energi yang rendah emisi serta baru terbarukan," tutup Hendi. (NIA)