Ini Penyebab Jepang Jatuh ke Jurang Resesi
Lemahnya konsumsi menjadi salah satu penyebab terjadinya resesi di Jepang pada akhir 2023.
IDXChannel - Lemahnya konsumsi menjadi salah satu penyebab terjadinya resesi di Jepang pada akhir 2023. Banyak warga mengalami kesulitan keuangan karena turunnya pendapatan dan naiknya biaya hidup.
"Pendapatan saya di tempat kerja turun. Jadi saya berhenti membeli pakaian dan makan di luar untuk menghemat uang," kata Risa Shinkawa, seorang pekerja salon kecantikan di Tokyo, dilansir dari Reuters.
Konsumen Jepang, yang terbiasa dengan harga yang stagnan selama bertahun-tahun, kini menghadapi kenaikan biaya hidup karena melemahnya mata uang yen.
Meskipun harga-harga telah meningkat secara signifikan, belanja konsumen tidak menunjukkan peningkatan, menurut Hideo Kumano, kepala ekonom di Dai-Ichi Life Research Institute.
“Ini benar-benar mencerminkan betapa lemahnya tren belanja konsumen,” kata Kumano.
Data resmi menunjukkan output ekonomi turun 0,4% secara tahunan pada triwulan IV-2023, menandai kontraksi kuartal kedua berturut-turut dan memenuhi definisi resesi teknis.
Para analis dan pejabat menyebutkan sejumlah faktor yang menyebabkan lemahnya belanja konsumen, termasuk penurunan pengeluaran untuk makan di luar, penurunan penjualan pakaian musim dingin karena cuaca yang lebih hangat, dan meredanya lonjakan permintaan jasa pasca-pandemi.
Warga bernama Miho Ozaki mengatakan kondisi keuangannya tertekan oleh lonjakan tagihan bahan bakar dan listrik. Alhasil, dia berusaha mengurangi penggunaan listrik dan kendaraan pribadi.
"Saya sebisa mungkin mengurangi mengemudi," kata wanita paruh baya itu.
Menurut Kumano, perekonomian Jepang diperkirakan akan tetap lemah pada awal 2024, terutama setelah gempa bumi besar di bagian barat Jepang pada 1 Januari lalu. (WHY)