ECONOMICS

Ini Penyebab Perdagangan RI Surplus Sampai Buat Jokowi Bersyukur

Ferdi Rantung 04/03/2021 15:00 WIB

Di tengah pandemi covid-19 yang melanda dunia, neraca perdagangan Indonesia justru mengalami surplus hingga USD21,7 miliar atau sekitar Rp303,8 triliun.

Ini Penyebab Perdagangan RI Surplus Sampai Buat Jokowi Bersyukur (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Di tengah pandemi covid-19 yang melanda dunia, neraca perdagangan Indonesia justru mengalami surplus hingga USD21,7 miliar atau sekitar Rp303,8 triliun. Hal tidak pernah terjadi sebelumnya sampai membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengucap syukur.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan bahwa  kinerja perdagangan Indonesia sepanjang 2020 mengalami pelemahan karena adanya pandemi covid-19. Hal tersebut tercermin dari penurunan perdagangan baik yang besar  maupun eceran.

"Secara umum kinerja sektor perdagangan besar dan eceran mengalami pelemahan, termasuk perdagangan kendaraan motor yang menjadi salah satu indikator transaksi perdagangan mengalami koreksi 3,72 persen," kata  Lutfi saat Pembukaan Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2021, Kamis (4/3/2021).

Meski mengalami penurunan, sektor perdagangan masih mampu memberikan kontribusi sebesar Rp 1.995,4 triliun atau setara 12,93 persen dari Produk Domestik Bruto. Selain itu, Indonesia juga berhasil mencapai surplus saat pandemi melanda. Hal ini disebebkan juga karena impor Indonesia yang turun akibat pandemi covid-19.

"Ketika pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia di 2020, Indonesia mencatatkan surplus neraca dagang sebesar USD 21,7 miliar, meskipun surplus tersebut lebih dikarenakan nilai impor Indonesia yang turun lebih besar daripada ekspor," ujarnya

Tak hanya itu catatan positif lainnya, lanjut Lutfi,  sebesar 81,2 persen dari total ekspor Indonesia adalah dalam bentuk industri primer dan produk manufaktur. Hal itu menjadi cerminan bahwa Indonesia telah berubah dan tidak lagi hanya ekspor barang mentah.

Terkait kinerja perdagangan domestik, Lutfi berujar stabilitas bahan pokok tetap terjaga dengan tingkat inflasi bahan pangan dan gejolak volatile food 3,62 persen. Namun demikian, ia menyatakan perdagangan ritel yang didominasi UMKM dan sektor informal mengalami tekanan yang cukup berat

"Ini akibat pandemi Covid-19 yang tercermin pada ril sales index pada Desember 2020 hanya mencapai indeks 190,1 atau koreksi 19,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya," tandasnya. (RAMA)

SHARE