ECONOMICS

Ini Prediksi Lembaga Keuangan Internasional Terkait Kondisi Perekonomian Indonesia di 2024

Dian Kusumo 03/01/2024 11:25 WIB

Pemerintah Indonesia mengaku optimis bahwa perekonomian dalam negeri pada 2024 akan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Ini Prediksi Lembaga Keuangan Internasional Terkait Kondisi Perekonomian Indonesia di 2024. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Pemerintah Indonesia mengaku optimis bahwa perekonomian dalam negeri pada 2024 akan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2024 yang diselenggarakan di Jakarta, Jumat (22/12/2023). 

“Ekonomi outlook 2024 Indonesia sangat optimistis. Optimisme karena melihat kinerja ekonomi kita dan optimistis karena situasi politik yang dingin menjelang Pemilu 2024. Yang penting konsisten kerja keras, kerja sinergis antara pemerintah dan swasta, dan kerja yang berkelanjutan.” dikutip melalui Indoneia.go.id. 

Optimistis ini juga dirasakan oleh para Lembaga keuangan internasional yang meyakini bahwa perekonomian Indonesia di 2024 akan baik-baik saja. Berikut beberapa prediksi Lembaga keuangan internasional terkait perekonomian di Indonesia: 

IMF: Pemulihan Ekonomi yang kuat

Dalam acara seminar tersebut, Presiden Jokowi juga sempat menyinggung pertemuannya dengan pimpinan International Monetary Fund (IMF). Bahwa telah banyak negara dunia yang menjadi “pasien” IMF. “Saat bertemu dengan Managing Director-nya IMF—ini sudah bolak-balik saya sampaikan—96 negara masuk menjadi pasien. 

Anggota IDB 57 negara, 32 negara kondisi ekonomi, keuangan, fiskalnya juga sangat berat. Tetapi memasuki tahun 2024 ini, kita tidak punya alasan untuk tidak optimistis,” katanya.

Awalnya, menurut laporan World Economic Outlook (WEO) yang diterbitkan IMF pada April 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 mencapai 5persen dan terus menguat mencapai 5,1persen untuk 2024. Tapi pada laporan WEO edisi Juli 2023, angka tersebut dipangkas tipis menjadi 5persen. Selanjutnya dalam WEO edisi Oktober 2023, IMF melihat masih ada dampak dari ketidakpastian global yang salah satunya datang dari kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) .

Namun IMF tetap menilai, Indonesia akan mengalami pemulihan ekonomi yang kuat seiring dengan meningkatnya investasi, konsumsi, dan ekspor. Tentu saja, sambil terus mengingatkan bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan struktural dan risiko eksternal, seperti ketidakpastian global, tekanan inflasi, dan ketegangan geopolitik.

Maka IMF merekomendasikan agar Indonesia terus menjaga kebijakan makroekonomi yang kredibel, fleksibel, dan koordinatif, serta mendorong reformasi struktural untuk meningkatkan daya saing.

Bank Dunia: Waspadai Pelambatan Ekonomi

Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 mencapai 4,9persen dalam laporannya bertajuk East Asia and The Pacific Economic Update edisi Oktober 2023. Alasan utama untuk perlambatan pertumbuhan adalah melemahnya harga komoditas global, yang akan mengurangi ekspor dan pendapatan Indonesia.

Alasan lainnya adalah Bank Dunia menyebut, salah satu hal yang perlu dikhawatirkan Indonesia adalah perlambatan ekonomi Tiongkok. Selain itu, tahun politik 2024 juga akan menghambat investasi, terutama di sektor infrastruktur.

Namun, menurut laporan Prospek Ekonomi Indonesia yang diterbitkan Bank Dunia setiap enam bulan sekali, Bank Dunia juga menilai Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang kuat dan dapat mengatasi tantangan yang ada.

Konsumsi swasta, investasi bisnis, dan belanja publik diperkirakan akan meningkat seiring dengan reformasi dan pemulihan pascapandemi. Inflasi diperkirakan akan menurun menjadi 3,2persen pada 2024 dari rata-rata 3,7persen pada tahun ini, masih berada dalam rentang target Bank Indonesia.

Menurunnya inflasi mencerminkan melemahnya harga komoditas serta tingkat pertumbuhan permintaan domestik yang kembali ke tingkat normal setelah pemulihan pascapandemi.

Pertumbuhan PDB diperkirakan akan sedikit menurun ke rata-rata 4,9persen pada 2024-2026 dari 5persen pada tahun ini akibat mulai melemahnya lonjakan harga komoditas. Konsumsi swasta diperkirakan akan menjadi pendorong utama pertumbuhan pada 2024. Investasi bisnis maupun belanja publik juga diperkirakan akan meningkat sebagai dampak dari reformasi dan proyek-proyek baru pemerintah.

“Tantangan bagi negara ini adalah memanfaatkan fundamental ekonomi yang sudah kuat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, lebih hijau, dan lebih inklusif. Maka adalah penting untuk terus menjalankan reformasi sehingga Indonesia dapat mempercepat pertumbuhan, menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak dan lebih baik, serta mencapai visinya menjadi negara berpenghasilan tinggi pada 2045,” tutur Satu Kahkonen, Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, dalam siaran pers resmi (www.worldbank.org), Rabu (13/12/2023).

OECD: Pertumbuhan Lebih Tinggi

Dibandingkan dengan lembaga internasional lainnya, The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) lebih optimistis melihat perkembangan perekonomian Indonesia, yakni mencapai 5,1persen pada 2024. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan pertumbuhan ekonomi 2023 yang sebesar 4,7persen.

“Pertumbuhan PDB riil Indonesia akan stabil pada 2023 sebesar 4,7persen dan pertumbuhan diproyeksikan meningkat menjadi 5,1persen pada 2024,” tulis OECD dalam Update Economic Outlook for Southeast Asia, China, and India 2023, dikutip Senin (4/9/2023).

Director of OECD Development Centre Ragnheiður Elín Árnadóttir menyampaikan, negara-negara di Asia akan menghadapi tantangan, terutama dari sisi global yang terus berlanjut. “Permintaan domestik, terutama konsumsi swasta yang kuat, akan tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi di kawasan ini,” katanya dalam siaran pers pada Senin (4/9/2023).

OECD menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan didorong oleh permintaan komoditas ekspor utama dan konsumsi yang tertunda sejak pandemi. Namun, OECD juga mengingatkan adanya risiko yang bisa mengganggu laju pertumbuhan ekonomi Indonesia, seperti persoalan energi, pupuk, pangan, dan ketegangan sosial menjelang Pemilu 2024.

Kebijakan moneter yang ketat dan dukungan untuk rumah tangga rentan diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
 
ADB: Tingkatkan SDM dan Kualitas Pendidikan

Asian Development Bank (ADB) memperkirakan, perekonomian Indonesia akan tumbuh 5,0persen pada 2024, yang utamanya didukung oleh kinerja permintaan domestik. Perkiraan tersebut termaktub dalam Asian Development Outlook (ADO) edisi September 2023.

“Untuk 2024, ekonomi juga diproyeksikan tumbuh sebesar 5persen. Inflasi umum diperkirakan akan mencapai rata-rata 3,6persen tahun ini dan akan turun lebih lanjut menjadi rata-rata 3,0persen pada 2024,” kata Jiro Tominaga, Direktur ADB untuk Indonesia, dalam rilis resmi yang diunggah di www.adb.org, Rabu (27/9/2023).

ADB juga menyebutkan bahwa dampak pandemi Covid-19 dapat mengurangi potensi pertumbuhan jangka menengah dan panjang, terutama melalui hilangnya pendapatan para pekerja dan hilangnya daya pembelajaran anak-anak. ADB menyarankan agar pemerintah Indonesia terus meningkatkan keterampilan tenaga kerja dan kualitas pendidikan untuk mengatasi tantangan tersebut.

Selain itu, ADB juga mengungkapkan tinjauan pengaruh politik terhadap pertumbuhan ekonomi. Senior Country Economic ADB Henry Ma menyebut, alasannya karena 2024 merupakan tahun Pemilu yang dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan.
 
(DKH)

SHARE