ECONOMICS

Ini Prospek Pasar Minyak Dunia di 2024, AS dan OPEC Bersaing Ketat

Wahyu Dwi Anggoro 28/12/2023 15:03 WIB

Pasar minyak dunia diperkirakan semakin memanas pada 2024.

Ini Prospek Pasar Minyak Dunia di 2024, AS dan OPEC Bersaing Ketat. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pasar minyak dunia diperkirakan semakin memanas pada 2024. Amerika Serikat (AS) dan anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) diprediksi saling berebut pangsa pasar.

Dilansir dari Business Insider pada Kamis (28/12/2023), harga minyak dunia mengalami penurunan tajam sepanjang 2023. Harga Brent yang merupakan patokan internasional telah turun sekitar 35% dari level tertingginya pada musim panas lalu. 

Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh produksi minyak AS yang terus meningkat. Di sisi lain, permintaan melemah karena konsumen energi utama seperti China menghadapi perlambatan aktivitas ekonomi.

Berikut adalah prospek industri minyak dunia di 2024:

Pemangkasan produksi OPEC
Kartel ini telah berjanji untuk memangkas produksi minyak mentahnya sebesar 2,2 juta barel per hari pada kuartal pertama 2024. Para anggota utama mengatakan bahwa pemangkasan tersebut dapat diperpanjang hingga akhir tahun depan.

OPEC dan sekutunya telah memangkas produksinya beberapa kali selama setahun terakhir dalam upaya untuk menopang harga minyak. Namun pasar telah mengabaikan pemangkasan suplai ini, yang mungkin merupakan pertanda bahwa kendali OPEC atas pasar minyak mulai memudar.

Hal ini terjadi karena negara non-OPEC dapat mengisi kekosongan. Faktanya, Goldman Sachs baru-baru ini menurunkan proyeksi harga minyak mentah Brent untuk 2024 karena potensi  lonjakan produksi minyak AS.

Lonjakan produksi minyak AS
Produksi minyak AS kan mencapai rata-rata 13,3 juta barel per hari tahun depan, menurut Rapidan Energy. Angka ini naik dari rata-rata tahun ini sekitar 13 juta barel per hari.

Raksasa-raksasa energi besar, seperti Exxon Mobil dan Chevron, telah meningkatkan anggaran belanja modal mereka dengan tujuan untuk meningkatkan produksi mereka tahun depan.

Sementara itu, rekor merger senilai USD100 miliar telah terjadi di Permian Basin tahun ini, menurut perusahaan konsultan Wood Mackenzie, sebuah tanda bahwa perusahaan-perusahaan melihat minyak sebagai sumber energi yang sangat penting dalam jangka panjang.

Perang pangsa pasar
Arab Saudi bisa jadi akan membanjiri pasar minyak dengan pasokan dalam upaya untuk membuat harga minyak jatuh. Langkah tersebut bertujuan untuk memukul industri minyak AS untuk dan merebut kembali pangsa pasar.

Ketika AS meningkatkan produksi minyak serpihnya, total pangsa pasar minyak mentah OPEC turun menjadi 51%, terendah dalam hampir satu dekade terakhir, menurut data Badan Energi Internasional.

Namun, beberapa ahli strategi mengatakan bahwa skenario itu tidak mungkin terjadi. Goldman Sachs mengatakan bahwa pihaknya tidak yakin Arab Saudi akan membanjiri pasar minyak dalam waktu dekat.

Permintaan minyak
Permintaan minyak dunia pasti akan tumbuh pada 2024, meskipun dengan laju yang lebih lambat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, menurut Badan Informasi Energi AS. 

Permintaan diperkirakan akan naik 1,3 juta barel per hari tahun depan, sedikit lebih rendah dari 1,8 juta barel per hari di 2023. Sebagian besar akan didorong oleh China, di mana permintaan minyak mentah diperkirakan akan meningkat hingga tahun depan.

Dalam jangka panjang, permintaan minyak kemungkinan akan meningkat selama satu dekade ke depan, seorang analis Kpler mengatakan kepada Business Insider.  Dan kepala strategi energi JPMorgan memperkirakan bahwa dunia tidak akan melihat puncak permintaan minyak dalam waktu dekat. (WHY)

SHARE