Ini Risiko Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS terhadap Ekonomi Global
Potensi kemenangan Donald Trump di pilpres Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu pembahasan utama pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia.
IDXChannel - Potensi kemenangan Donald Trump di pilpres Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu pembahasan utama pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia.
Dilansir dari Times of India pada Selasa (29/10/2024), elektabilitas Trump terus meningkat dalam jajak pendapat terakhir. Sejumlah situs judi juga mengunggulkan capres dari Partai Republik tersebut.
Ada kekhawatiran bahwa Trump dapat mengganggu sistem keuangan global dengan kenaikan tarif yang substansial, penerbitan utang tambahan senilai triliunan dolar, dan peralihan dari upaya mitigasi perubahan iklim ke peningkatan produksi energi bahan bakar fosil.
"Semua orang bertanya-tanya siapa yang akan menjadi presiden AS berikutnya, dan kebijakan apa yang akan diambil presiden baru," kata Gubernur Bank Sentral Jepang Kazuo Ueda.
Pejabat bank sentral lainnya, yang berbicara secara anonim, mengungkapkan kekhawatirannya secara lebih langsung.
"Trump sepertinya akan menang," katanya.
Trump berjanji untuk mengenakan tarif 10 persen pada impor dari semua negara dan bea masuk 60 persen pada impor dari China, yang akan berdampak pada rantai pasokan global dan kemungkinan memicu perang dagang berskala besar.
Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner memperingatkan bahwa perang dagang AS-Eropa akan berakibat buruk bagi kedua belah pihak.
Trump juga mengusulkan sejumlah keringanan pajak untuk menarik pemilih AS. Menurut sejumlah analis, hal ini akan menambah setidaknya USD7,5 triliun utang AS baru selama satu dekade.
Sebaliknya, kemenangan Wakil Presiden AS Kamala Harris, yang diusung Partai Demokrat, dipandang oleh para pejabat keuangan sebagai kelanjutan dari pemerintahan Joe Biden. Dia diharapkan mendukung kerja sama multilateral mengenai iklim, pajak perusahaan, keringanan utang, dan reformasi bank pembangunan.
Meski Kamala juga berencana meningkatkan utang, namun tingkatnya lebih rendah daripada rencana Trump.
Ketika ditanya tentang bagaimana prospek kembalinya Trump memengaruhi ekonomi global, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan bahwa rakyat AS berhak menentukan pemimpinnya.
"Pemilu AS adalah untuk rakyat Amerika," kata Georgieva dalam konferensi pers.
"Yang harus kita identifikasi adalah apa saja tantangannya dan bagaimana IMF dapat mengatasi tantangan ini secara konstruktif," katanya. (Wahyu Dwi Anggoro)