ECONOMICS

Ini Tantangan Konsep Smart City di Indonesia

Arif Budianto/Kontributor 31/03/2022 18:06 WIB

penggunaan Super Apps sudah tidak asing lagi bagi masyarakat.

Ini Tantangan Konsep Smart City di Indonesia (foto MNC Media)

IDXChannel - Sebagai sebuah konsep baru penataan hingga manajerial perkotaan modern, konsep smart city kini mulai dilirik oleh sejumlah Pemerintah Daerah (Pemda). Kendati begitu, ada beberapa tantangan yang mesti dihadapi agar program smart city terlaksana maksimal. 

“Pada umumnya, kita dapat membagi Indonesia menjadi tiga area atau wilayah, seperti Urban Area, Rural Area, dan Remote Area. Masing-masing area tersebut membutuhkan infrastruktur yang berbeda-beda sebelum mengembangkan Smart City,” kata Direktur Marketing and Solutions Lintasarta, Ginandjar, di Bandung, Kamis (31/3/2022).

Menurut Ginandjar, Urban Area akan membutuhkan serat optik, 5G BTS, Command Center, dan akses WiFi; Rural Area membutuhkan VSAT, akses BTS, serat optik, dan Mini Command Center; sedangkan Remote Area membutuhkan VSAT dan akses BTS.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Marketing and Solutions Lintasarta, Ginandjar, bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Suhajar Diantoro, Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara, Letjen TNI (Purn.) Hinsa Siburian, dan para pimpinan lainnya menghadiri acara tersebut fokus membahas digitalisasi dan pengembangan Smart City di daerah. 

Lebih lanjut dia menjelaskan, Lintasarta menawarkan beberapa tahapan penerapan solusi Smart City atau yang disebut dengan SKOTA by Lintasarta secara terarah. Solusi ini mencakup masterplan, infrastruktur, integrasi data, solusi, perubahan manajemen, hingga sosialisasi ke masyarakat. Dengan tahapan-tahapan tersebut, implementasi Smart City dapat berjalan dengan lebih optimal. Hingga awal 2022, Lintasarta telah berhasil mengimplementasikan Smart City/Command Center di lebih dari 30 kota dan kabupaten se-Indonesia.

Smart City merupakan salah satu hal yang dapat mendorong digitalisasi. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan pembangunan daerah melalui penggunaan teknologi digital atau Digital Twin khususnya untuk sektor pendidikan, bisnis, komunitas, dan pemerintah melalui aplikasi seperti Super Apps. 

Di daerah pun misalnya, penggunaan Super Apps sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Salah satu contohnya ialah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, membayar tagihan, hingga memesan transportasi daring yang semuanya dapat dilakukan dalam satu aplikasi, kemudian pajak dari transaksi tersebut dapat diperoleh menjadi kas daerah.

Beberapa teknologi pendukung digitalisasi yang sudah disebutkan di atas memerlukan teknologi inti untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi tersebut, yaitu Cloud. Dalam hal ini, Lintasarta sebagai perusahaan ICT ternama di Indonesia yang lebih dari 3 dekade membantu berbagai perusahaan untuk mengembangkan bisnis, baru-baru ini memperkenalkan kembali solusi Cloud dengan nama Lintasarta Cloudeka.

“Lintasarta Cloudeka merupakan solusi Cloud karya anak bangsa nomor 1 di Indonesia yang dapat diandalkan untuk membangun serta memelihara kemitraan yang kuat guna meningkatkan bisnis lokal hingga pemerintah melalui penyediaan layanan Cloud yang menyeluruh,” tutup Ginandjar.

Lintasarta akan terus membantu pemerintah dan para pelaku bisnis di Indonesia dengan menyediakan solusi-solusi ICT guna mengembangkan ekonomi Indonesia menjadi lebih pintar, kota demi kota, dan meningkatkan aktivitas bersama-sama. (TSA)

SHARE