ECONOMICS

Ini Tiga Kunci Indonesia Sukses Atasi Pandemi COVID-19 Menurut Menko Airlangga

Michelle Natalia 12/05/2022 19:34 WIB

Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, perekonomian Indonesia secara bertahap berangsur pulih seperti sebelum terjadinya pandemi.

Ini Tiga Kunci Indonesia Sukses Atasi Pandemi COVID-19 Menurut Menko Airlangga (foto: MNC Media)

IDXChannel - Indonesia sukses menjadi salah satu negara yang berhasil secara perlahan bangkit usai dihantam badai pandemi COVID-19. Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, perekonomian Indonesia secara bertahap berangsur pulih seperti sebelum terjadinya pandemi.

Termasuk juga kebijakan pemerintah yang mulai memperbolehkan kembali masyarakat untuk mudik pada momen Idul Fitri tahun ini, diklaim dapat mendorong ekonomi nasional menjadi lebih bergeliat, namun sekaligus tetap mampu menjaga catatan kasus COVID-19 untuk tetap landai.

”Alhamdulillah penanganan COVID-19 sudah landai. Walaupun yang mudik lebih dari 80 juta orang, namun dari indikasi yang dimonitor sampai hari ini, tidak ada lonjakan kasus,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Rabu (11/5/2022).

Meski demikian, Airlangga berpesan kepada seluruh masyarakat bahwa penggunaan masker masih tetap wajib dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan dan booster vaksinasi yang juga terus didorong.

”Lesson learn (pelajaran yang didapat) dari COVID-19 ini, yaitu ada tiga kunci yang kita harus siap, terutama untuk penyakit yang berbasis paru-paru. (Tiga kunci itu) Yaitu (penggunaan) masker, (penerapan) social distancing dan bagaimana men-deploy vaksin secepat-cepatnya,” tutur pria yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) tersebut.

Menurut Airlangga, hasil dari dua tahun menangani pandemi yang salah satunya dengan mengakselerasi vaksinasi adalah pada triwulan pertama tahun 2022 ekonomi Indonesia berhasil tumbuh 5,01 persen secara tahunan. Porsi pertumbuhan ini diklaim Airlangga lebih tinggi dibanding negara-negara lain, bahkan dari China hingga Amerika Serikat.

”Salah satu yang menjadi engine of growth ekonomi kita di Q1 yang menggembirakan adalah tidak lagi dari belanja pemerintah, melainkan dari kegiatan ekspor, impor, dan investasi yang dilakukan oleh masyarakat. Sektor produksi terus melakukan ekspansi dan kita lihat PMI nya positif,” ungkap Airlangga.

Terkait industri hijau, pada kesempatan tersebut Airlangga mengatakan bahwa potensi energi baru terbarukan cukup besar, yaitu mencapai 442 giga watt untuk pembangkit listrik.

”Salah satu yang sedang didorong Pemerintah adalah pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Pengembangan PLTS di Jawa berbasis factory, roof top, sedangkan yang di luar Jawa berbasis PLTS yang sekarang disiapkan di Kepulauan Riau," ungkap Airlangga.

Potensi tersebut nantinya disebut Airlangga dapat digunakan untuk daerah Kepri itu sendiri, dan bahkan bisa juga dieskpor ke negara lain.

"PLTS ini pasar nya ada dua, satu dari pasar tenaga listrik itu sendiri dan yang kedua karbon kredit. Dengan mempunyai PLTS, Indonesia bisa menjual dua produk listrik dan pasar karbon,” jelas Airlangga.

Di sektor transportasi, Pemerintah komitmen untuk terus mendorong program mandatory biodiesel yang mendorong penurunan energi setara dengan 23,3 juta ton CO2equivalent. Adanya program tersebut diharapkan juga mendorong sektor industri berbasis mobil listrik yang secara ekosistem Pemerintah tengah menyiapkan mulai dari hulu sampai ke hilirnya.

”Industri hijau menjadi tujuan utama di masa transisi energi dan tentunya ini pada akhirnya akan memberikan nilai tambah kepada ekonomi itu sendiri. Selain itu juga dapat menyerap tenaga kerja yang berkeahlian tinggi,” pungkas Airlangga. (TSA)

SHARE