INKA Kembangkan Teknologi Multi-Engine Hemat Energi
PT INKA (Persero) saat ini sedang mengembangkan mesin kereta api terbaru dengan teknologi multi-engine yang hemat energi.
IDXChannel - PT INKA (Persero) saat ini sedang mengembangkan mesin kereta api terbaru dengan teknologi multi-engine yang hemat energi. Teknologi ini diharapkan dapat menggantikan mayoritas mesin diesel listrik kereta api yang boros energi.
Marketing Director and Technology PT INKA Agung Sedaju mengungkapkan, saat ini mayoritas kereta masih digerakan oleh diesel listrik. Menurutnya, secara umum diesel listrik sangat boros dan tidak efisien.
“Karena rolling resistance kereta itu sangat kecil dibanding kendaraan darat, kereta itu sering kali hanya menggelinding atau coasting tanpa perlu daya. Sehingga real daya yang digunakan kereta untuk bergerak dalam kondisi yang biasa itu hanya 40%. Sisanya adalah daya idle yang tidak dibutuhkan oleh kereta itu sendiri,” ujarnya dalam acara Elektrifikasi Kereta Api secara virtual, Senin (15/3/2021).
Agung menjelaskan, di Amerika maupun Eropa untuk kereta-kereta yang masih digerakan oleh mesin diesel, mereka menggunakan multi-engine. Di mana engine dipasang semaksimal mungkin di mana rata-rata daya digunakan, sedangkan kekurangan dayanya akan diambil dari energi baterai.
“Untuk yang multiple engine tujuannya benar-benar untuk menghemat bahan bakar. Jadi pada saat coasting atau kereta menggelinding dengan daya momennya, maka hanya satu engine yang jalan itu pun dengan idle untuk menjaga semua control tetap hidup,” jelas dia.
Tetapi pada saat dia membutuhkan daya lebih besar, maka dua engine yang dinyalakan. Agar saat dia benar-benar membutuhkan daya yang lebih besar lagi, maka empat engine yang dijalankan,” tambah Agung.
Lanjut dia, saat ini PT INKA sudah membuat multi-engine untuk kereta rel diesel, tetapi kemudinya masih dikontrol penuh oleh masinis, belum berani dijalankan secara bergantian.
“Di mana kalau butuh 25 ya satu engine 25 ya engine lainnya 25% beratnya. Untuk next project kami akan mencoba untuk membuat di mana satu engine akan menanggung full terlebih dahulu yang satu engine akan idle. Pada saat dibutuhkan full power maka dua engine akan dinyalakan secara bersamaan,” ucap Agung.
Sementara itu, kata Agung, elektrifikasi yang bisa digunakan untuk Locomotif yang non-terelektrifikasi jaringannya biasanya mereka membuat dari sisi dengan menggunakan baterai, terutama untuk Shunting Loco yang tidak jauh dari stasiun.
“Sehingga pada saat baterai abis maka masih bisa di-charge di area stasiun. Sedangkan untuk yang jarak jauh ada dua tipe yang digunakan, yang Wabtec menggunakan satu Loco di tengah yang full baterai kemudian diapit oleh dua diesel Loco,” kata dia. (RAMA)