ECONOMICS

INKA Produksi 53 Bus Listrik untuk G20, Bambang Soesatyo Minta Tingkatkan TKDN 

Azfar Muhammad 27/05/2022 10:38 WIB

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta PT Industri Kereta Api (INKA) untuk meningkatkan penggunaan TKDN terlebih dalam produksi bus listrik.

INKA Produksi 53 Bus Listrik untuk G-20, Bambang Soesatyo Minta Tingkatkan TKDN  (Dok.MNC)

IDXChannel — Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta PT Industri Kereta Api (INKA) untuk meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri guna mendukung kebijakan pemerintah tentang peningkatan penggunaan produk lokal sebagai upaya percepatan pemulihan ekonomi.

Hal tersebut disampaikan Bambang Soesatyo meninjau kantor pusat dan workshop PT Industri Kereta Api (INKA) yang sedang memproduksi 53 bus listrik yang akan digunakan sebagai transportasi para delegasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20, di Bali pada November 2022.

"Peningkatan penggunaan produk dalam negeri ini menjadi peluang bagi INKA untuk memenuhi harapan pemerintah dan imbauan Bapak Presiden serta tuntutan kita semua supaya mengurangi devisa kita yang keluar," Kata Bambang Soesatyo saat melakukan kunjungan kerja ke PT INKA (Persero) di Madiun, Jawa Timur, Kamis (26/5/2022). 

Dalam situasi pandemi seperti ini, negara harus menghemat devisa dan orientasinya adalah ekspor. "Kita dorong orientasi ekspor semua, termasuk INKA. Supaya bisa menarik uang dan investasi masuk," kata dia.

Bambang menjelaskan dengan inovasi yang terus dilakukan PT INKA saat ini, BUMN tersebut mampu bersaing di pasar global dan menambah devisa negara.

"Sesuai perintah Presiden Joko Widodo agar Kementerian/Lembagaserta BUMN mengutamakan produk dalam negeri, INKA juga telahmenandatangani MoU dengan PT Kereta Api Indonesia tentang pengadaan kereta api, sehingga mulai tahun 2024 pengadaan kereta rel listrik (KRL) tidak lagi bergantung kepada impor, sepenuhnya bisa menggunakan produk dalam negeri dari INKA,” tambahnya.

INKA juga terus mengembangkan tingkat penggunaan komponen dalam negeri (TKDN) sehingga dapat menurunkan harga jual. Dengan demikian memiliki peluang besar untuk masuk ke pasar ekspor.

Sesuai data, rata-rata produk kereta api buatan INKA memiliki TKDN antara 42-75 persen tergantung jenisnya. Hal itu karena masih terdapat sejumlah komponen yang belum bisa dikerjakan di dalam negeri.

Pihaknya mengapresiasi berbagai inovasi yang telah dilakukan INKA saat ini, sehingga tidak hanya memproduksi kereta, namun juga dapat membuat produk-produk lain seperti bis listrik, reefer container untuk hasil perikanan Indonesia, dan produk lainnya seperti pertashop.

Sementara itu, Direktur Utama PT INKA  Budi Noviantoro mengatakan dengan penelitian dan pengembangan yang terus dilakukan, INKA terus berupaya agar program-program yang dilakukannya memiliki TKDN tinggi sehingga mengurangi impor.

"INKA terus berusaha memenuhi TKDN setinggi mungkin. Kalau bisa lokal, kenapa harus impor. TKDN untuk kereta penggerak, kita mencapai 42 persen. Sedangkan TKDN kereta barang sudah bisa 75-80 persen," pungkas Budi Noviantoro.

(IND) 

SHARE