Inovasi CSR Badak LNG, Olah Limbah Ikan Jadi Produk Bernilai Ekonomi Tinggi
Badak LNG menggelar kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) aktif terlibat dalam upaya pembangunan Kota Bontang, Kalimantan Timur.
IDXChannel - Badak LNG, anak usaha Pertamina Hulu Energi (PHE), melalui empat pilar kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) aktif terlibat dalam upaya pembangunan Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Di bidang pemberdayaan, perusahaan berkolaborasi dengan masyarakat mendesain dan menjalankan berbagai program yang memanfaatkan potensi ekonomi daerah secara optimal. Salah satunya adalah program "Waste Free Ocean for Future Fit Society" yang menyasar pengolahan produk perikanan laut dan limbah yang dihasilkannya.
Program tersebut berawal dari keprihatinan Sugiyono, warga lokal yang resah melihat banyaknya hasil tangkap nelayan, yang tak terolah akibat faktor cuaca dan berakhir menjadi limbah. Sugiyono melihat hasil tangkapan nelayan, khususnya ikan-ikan kecil sejenis teri, paling banyak terbuang akibat minimnya pengolahan dan kurangnya permintaan lokal.
Selanjutnya, Sugiyono pun mencoba menghubungi Badak LNG yang diketahuinya kerap membantu masyarakat melalui kegiatan CSR-nya. Gayung bersambut, idenya untuk mengembangkan pengolahan ikan teri dan limbah ikan mendapat dukungan dari Badak LNG.
Pada tahun 2024, Sugiyono bersama kelompoknya "Berkah Laut Berjaya" memulai usaha pengolahan teri dan tepung ikan dengan dukungan perusahaan. Selain membangun workshop tempat usaha, Badak LNG juga muncul dengan inovasi kontainer pengering yang bisa menghilangkan kendala faktor cuaca dalam proses pengolahan, sekaligus menekan risiko limbah.
"Alhamdulillah sekarang kami bisa menampung hasil tangkapan nelayan sekaligus menambah penghasilan bagi anggota kelompok yang melakukan pengolahan," kata mantan guru SD yang kini kerap dipanggil "Giyono Teri" tersebut saat ditemui di tempat usahanya di Bontang, Rabu (15/10/2025).
Dia mengatakan, saat ini kelompoknya yang terdiri dari 21 orang mulai dari penangkapan, pemilahan dan pengolahan itu bisa menghasilkan 2-3 ton ikan teri kering dan 1-2 ton tepung ikan per bulan. Produk olahan tersebut kebanyakan dipasarkan ke kota lain di Kalimantan di luar Kota Bontang, hingga ke Jakarta. "Omzet beragam, bisa hingga Rp60 juta per bulan," ungkapnya.
Sugiyono menambahkan, selain manfaat ekonomi, dia bersyukur usaha yang dijalankan kelompoknya itu juga bisa menekan limbah ikan di Bontang. Limbah yang dulu terbuang percuma kini dihargai Rp2.000 per kg dari nelayan dan diolah menjadi tepung ikan untuk campuran bahan pakan ternak bernilai tinggi.
"Harapan saya ke depan usaha ini bisa jadi tempat pelatihan bagi anak-anak muda Bontang untuk mengembangkan ide-ide lain yang bisa jadi sumber penghasilan dan pelestarian lingkungan," ujarnya.
Sementara itu, Manager CSR & Relation Badak LNG, Luhur Wibowo mengatakan, perusahaan mendorong pemberdayaan masyarakat Bontang melalui banyak program lainnya.
"Semuanya berkelanjutan dan juga berhubungan, termasuk usaha pengolahan teri kelompok Berkah Laut Berjaya ini," kata Luhur.
Tercatat, Badak LNG dengan beragam kegiatan CSR-nya sejak tahun 2011 hingga 2024 telah memperoleh 14 Proper Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Untuk program "Waste Free Ocean for Future Fit Society" ini, lanjut dia, perusahaan juga menekankan pada pemanfaatan limbah. Termasuk untuk membangun workshop pengolahan, jelas dia, Badak LNG menggunakan beragam sisa material sebagai bahan bangunan, juga batako yang dihasilkan dari limbah non B3 di program lainnya.
Mengenai inovasi kontainer pengering, Luhur menerangkan bahwa teknologi sederhana yang digunakan terinspirasi dari kilang LNG. Dalam hal ini, jelas dia, uap perebusan teri dialirkan ke kontainer untuk mengeringkan teri.
"Hasilnya cukup efektif, sehingga tidak perlu lagi bergantung pada cuaca untuk mengeringkan teri. Ini juga meniadakan risiko limbah akibat teri rusak karena tak bisa diolah gara-gara cuaca," pungkasnya.
(Rahmat Fiansyah)