Inovasi Erick Thohir di Kala Pandemi, Kolaborasikan Geothermal Pertamina dan PLN
Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung sampai saat ini, khususnya di Indonesia, tentu memberikan dampak pada banyak sektor, termasuk ekonomi.
IDXChannel - Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung sampai saat ini, khususnya di Indonesia, tentu memberikan dampak pada banyak sektor, termasuk ekonomi. Peranan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tentu menjadi penting, mengingat posisinya yang vital dalam laju perekonomian nasional.
Menteri BUMN, Erick Thohir dalam wawancara pada program Special Dialogue IDX Channel, Rabu (15/9/2021) menyebutkan, PT Pertamina yang menjadi menarik. Mengingat dua subholdingnya bila dilihat dari lantai Bursa terdapat renewable energy, dimana sinergi Pertamina dan Persahaan Listrik Negara (PLN) terlihat.
“Geothermal kita akan akan kita gabungkan, sehingga kembali sesuai target pemerintah 2060 lebih friendly pada energi hijau, dan yang tentu bisa mendukung enkonomi hijau, yang disampaikan Bapak Presiden,” pungkas Erick soal perkembangan Geothermal Pertamina dan PLN, Rabu (15/9/2021).
Erick menambahkan, proyek Geothermal ini sudah masuk pada nomor 3 secara kapasitas dunia. Dimana Geothermal ini akan terus diupayakan menjadi nomor 1, menimbang potensi yang sangat banyak.
“Integrated daripada logistic system Pertamina, jadi ada kapal, ada pelabuhan, ada storage energy, ini kita gabungkan juga menjadi kekuatan sendiri. Kembali tadi, logistiknya harus kita tekan supaya lebih kompetitif,” tambah Erick, dalam wawancaranya, Rabu (15/9/2021).
Dimana, hal ini akan terus dipersiapkan untuk tahun depan, tambah Erick.
Adapun, perusahaan BUMN lainnya yang mencatatkan kinerja cemerlang sepanjang Semester I-2021, seperti PT Bank BNI Persero Tbk raih laba bersih hingga Rp5 triliun. Kemudian, terdapat PT Bank Mandiri Persero Tbk raih laba bersih sebesar Rp12,5 triliun.
Diikuti dengan PT Bank BRI Persero Tbk raih laba bersih capai Rp12,54 triliun. Selain itu tidak tertinggal, PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk raih laba bersih senilai Rp920 miliar.
Untuk diketahui, peluang bisa terdeteksi diiringi dengan komitmen untuk berubah dan berbenah, menuju BUMN yang tangguh. Berbagai perbaikan telah dilakukan, mulai dari pembuatan subholding, sampai pembuatan dashboard BUMN. Hal ini agar masyarakat bisa ikut mengawasi kinerja BUMN. (TYO)