ECONOMICS

Inpex Jepang Segera Tuntaskan Proses Investasi Proyek LNG Abadi di Indonesia

Ibnu Hariyanto 14/02/2025 07:23 WIB

Inpex Corp akan membuat keputusan investasi final (FID) untuk proyek gas alam cair (LNG) Abadi di Indonesia.

Inpex Corp akan membuat keputusan investasi final (FID) untuk proyek gas alam cair (LNG) Abadi di Indonesia. (foto: Ilustrasi LNG)

IDXChannel- Perusahaan minyak dan gas terbesar di Jepang, Inpex Corp akan membuat keputusan investasi final (FID) untuk proyek gas alam cair (LNG) Abadi di Indonesia pada 2027. Keputusan ini sebagai bagian dari upayanya untuk memperluas suplai LNG.

Dilansir dari Channel News Asia, Jumat (14/2/2025), Inpex memang berencana untuk menginvestasikan 1,8 triliun yen atau setara Rp192 triliun di area-area yang sedang berkembang dalam proyek tiga tahun hingga 2027.

"Gas alam dan LNG memiliki intensitas emisi gas rumah kaca yang relatif rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil lainnya dan akan memainkan peran yang semakin penting sebagai bahan bakar praktis dalam transisi energi," ujar Presiden Inpex Takayuki Ueda dalam sebuah konferensi pers.

Inpex memiliki 65 persen saham di proyek Abadi di Indonesia. Inpex berencana memulai desain teknik front-end tahun ini dan mencapai FID pada 2027. Langkah itu dilakukan agar pada awal 2030 sudah mulai produksi.

Proyek ini mengalami penundaan selama bertahun-tahun setelah adanya perubahan perencanaan. Selain itu, ada penarikan diri dari Shell yang menjual 35 persen sahamnya ke Pertamina dan Petronas dari Malaysia di 2023.

Selain itu, Inpex berencana untuk memperluas produksi LNG di Ichthys Australia dengan menambahkan kilang ketiga. Proyek itu ditargetkan produksi di paruh pertama 2030.

"Melalui investasi baru ini, produksi LNG diharapkan mencapai 800.000 barel setara minyak per hari pada tahun 2030-an, naik dari 630.000 barel saat ini," ujar Ueda.

Ueda menyebut Inpex akan menjajaki pembangunan pembangkit listrik tenaga gas yang lebih bersih dan terintegrasi. Tujuannya untuk memberikan solusi bagi sektor-sektor yang membutuhkan daya besar seperti pusat-pusat data.

(Ibnu Hariyanto)

SHARE