ECONOMICS

Insiden Penembakan Disebut Tingkatkan Peluang Donald Trump Menangkan Pemilu

Nia Deviyana 14/07/2024 15:41 WIB

Taruhan kemenangannya akan meningkat pada minggu mendatang, kata para investor.

Insiden Penembakan Disebut Tingkatkan Peluang Donald Trump Menangkan Pemilu. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Penembakan terhadap Donald Trump saat kampanye pemilihan presiden AS di Pennsylvania disebut meningkatkan peluangnya untuk menang kembali dalam pemilu. Taruhan kemenangannya akan meningkat pada minggu mendatang, kata para investor.

"Penembakan ini kemungkinan akan meningkatkan dukungan terhadap Trump, dan semakin menambah momentum positif yang telah ia nikmati setelah debat Presiden dua minggu lalu," kata Manajer Portofolio di Eastspring Investments, Singapura, Ron Ren Goh, dilansir Reuters, Minggu (14/7/2024).

Trump ditembak di bagian telinga. Trump, yang wajahnya berlumuran darah, mengepalkan tinjunya beberapa saat setelah serangan dan tim kampanyenya mengatakan dia baik-baik saja setelah kejadian itu.

Sebelum peristiwa tersebut, pasar telah bereaksi terhadap prospek pencalonan Trump, mendorong dolar lebih tinggi dan memposisikan kurva imbal hasil Treasury AS yang lebih curam.

"Dan perdagangan tersebut dapat menguat dalam minggu mendatang," kata Manajer Portofolio di Eastspring Investments, Singapura, Nick Ferres.

Trump bukan calon presiden Pertama yang mengalami insiden penembakan. Pada 1981, kandidat dari Partai Republik Ronald Reagan juga pernah mengalami percobaan pembunuhan.

Para pemimpin dunia dan politisi AS mengutuk penembakan tersebut, sementara beberapa eksekutif industri, termasuk CEO Tesla (TSLA.O), Elon Musk, menyatakan dukungannya untuk Trump.

Di bawah kepemimpinan Trump, para analis pasar memperkirakan kebijakan perdagangan yang lebih hawkish, lebih sedikit peraturan, dan lebih longgarnya peraturan perubahan iklim.

Di sisi lain, Investor juga memperkirakan perpanjangan pemotongan pajak perusahaan dan pribadi yang akan berakhir tahun depan, sehingga memicu kekhawatiran tentang meningkatnya defisit anggaran di bawah pemerintahan Trump.

Trump mengatakan dalam sebuah wawancara pada Februari bahwa dia tidak akan menunjuk kembali Ketua Federal Reserve Jerome Powell, yang masa jabatannya berakhir pada 2026.

"Trump selalu lebih 'pro-pasar'. Masalah utama yang perlu diwaspadai adalah apakah kebijakan fiskal masih longgar secara tidak bertanggung jawab dan dampaknya terhadap inflasi (yang diperbarui) dan jalur suku bunga di masa depan," kata Ferres.


(NIA)

SHARE