Intip Persiapan MRT Jakarta Berpacu dengan Digitalisasi Sistem Pembayaran
PT MRT Jakarta (Perseroda) kini masih dalam fase transisi beralih menyediakan sistem pembayaran lebih modern. Sejumlah upaya pun kini tengah fokus dikembangkan
IDXChannel - PT MRT Jakarta (Perseroda) kini masih dalam fase transisi beralih menyediakan sistem pembayaran lebih modern. Sejumlah upaya pun kini tengah fokus dikembangkan hingga beberapa tahun mendatang.
Direktur Operasional & Pemeliharaan MRT Jakarta Mega Tarigan mengatakan, dengan digitalisasi sistem pembayaran, bisa menjadikannya lebih efektif dan efisien. Bahkan, memberikan keuntungan dari sisi pengguna dan penyedia jasa.
"Efek dari perkembangan teknologi, digitalisasi itu lebih mudah dan murah juga. Stasiun kami dulu selalu sediakan uang kembalian. Kemudian ada pick up-nya (uang tunai). Belum lagi risiko-risiko itu seperti fraud risk. Ini akan berkurang jika pakai sistem digital," ujar Direktur Operasional & Pemeliharaan MRT Jakarta Mega Tarigan dalam paparannya di Gedung Transport Hub, Jakarta, Senin (29/4/2024).
Mega menuturkan, penggunaan kartu Multi Trip Ticket (MTT) dalam bertransportasi menggunakan MRT Jakarta dinilainya sulit dikembangkan. Sebab, tidak ada data profiling pengguna.
Namun, itu berbeda jika menggunakan sistem pembayaran digital berbasis server yang justru lebih mudah dikembangkan karena ada profiling penggunanya.
Terpenting lagi bagi MRT Jakarta, jelas dia, digitalisasi sistem pembayaran juga memudahkan dalam pengembangan bisnis yang mana jika memakai kartu, hal itu akan sulit terjadi.
"Kemudahan untuk scale up atau scale-ability atau melakukan program-program promo. Digital akan lebih mudah dilakukan dengan the right tools ini. Ke depan kita sebut account based ticketing atau server based ticketing," jelasnya.
"Kalau sekarang pakai kartu, tidak ada profiling-nya. E-money kartu hilang ya sudah hilang, enggak tahu punya siapa. Tapi kalau server based, menguntungkan pengguna juga. Banyak benefit atau nilai tambah ke digital payment, ada kemudahan dan kecepatan," sambungnya.
Maka dari itu, MRT Jakarta memutuskan untuk menghentikan penggunaan kartu Multi Trip Ticket (MTT) per November 2024.
Namun, sistem pembayaran menggunakan kartu yang satu-satunya masih bisa digunakan di MRT Jakarta adalah uang elektronik bank. Ada lima penyedia yakni E-money Bank Mandiri, Flazz BCA, TapCash BNI, Brizzi BRI, dan Jakcard Bank DKI.
Peta Jalan Sistem Pembayaran MRT Jakarta
Lebih jauh lagi, MRT Jakarta juga telah menyiapkan peta jalan (roadmap) sistem pembayaran yang lebih modern dan efisien untuk jangka waktu 2024-2028. Hal itu dipecah menjadi dua basis yakni berbasis kartu (account based ticketing) dan berbasis server (server based ticketing).
Sistem pembayaran berbasis kartu atau account based ticketing masih akan disediakan. Namun, hanya akan ada dua jenis yakni kartu uang elektronik perbankan, dan Multi Mode Jaklingko.
Ke depannya, kata Mega, MRT Jakarta juga akan mengembangkan penggunaan EMV (Europay Mastercard Visa) pada 2024. Hal ini mengingat perseroan sudah mulai bekerja sama dengan PT Mastercard Indonesia dalam hal hak penamaan (naming rights) untuk Stasiun Senayan Mastercard.
"EMV mulai tahun ini. Dimulai dari naming rights Stasiun Senayan Mastercard untuk memulai kerja sama. Bagian dari kerja sama ini creating value yang lebih intensif lagi melalui kerja sama pembayaran," tuturnya.
Selanjutnya, sistem pembayaran berbasis server (server based ticketing). EMV juga masih masuk ke dalam kategori ini yang kemudian akan dibarengi dengan Single Mode MyMRTJ dengan sistem open loop dan pay as you go.
Kemudian, MRT Jakarta juga akan mengembangkan sistem pembayaran lebih seamless seperti menggunakan EMV, Near Field Communication (NFC), Radio Frequency Identification (RFID), dan metode Be-In – Be-Out (BIBO) dengan teknologi Bluetooth Low Energy (BLE).
Terakhir, terang Mega, MRT Jakarta kini sedang mengembangkan sistem pembayaran menggunakan mesin penjual tiket (vending machine) berupa pencetakan kertas QR Code. Keberadaannya untuk menggantikan kartu Multi Trip Ticket (MTT) dan Single Trip Ticket (STT).
"Vending machine QR ticket ini soon tersedia di 13 stasiun akhir Mei 2024. Sekarang baru cuma ada satu yakni di Stasiun Bundaran HI," jelas Mega.
"Printed QR code saat ini kami kembangkan karena MTT dan STT sudah sunset, ini penggantinya. Terutama bagi mereka yang sifatnya bukan commuting," terang Mega.
Pembaruan Reader di Proyek Fase 2 MRT Jakarta
Selain itu, Mega menyampaikan, alat reader sistem pembayaran pada proyek Fase 2 MRT Jakarta dari kawasan Bundaran HI hingga Ancol Barat juga akan ditingkatkan. Nantinya, reader dipastikan hanya akan ada satu. Artinya, tidak seperti saat ini ada dua reader di gate tap in dan tap out.
Sekadar untuk diketahui, saat ini di stasiun MRT Jakarta ada dua reader yakni milik MRT Jakarta dan Jaklingko dari Pemprov DKI Jakarta dalam rangka memberikan tarif terintegrasi atau multi moda transportasi.
"Kalau di luar negeri, kondisi ini (dua mesin reader) enggak ada. Reader-nya cuma satu. Sekarang ini kami sedang upaya satukan standar dari reader-reader itu. Nah, jadi si reader eksisting akan kita lakukan upgrading. Proyek upgrading reader ini masuk paket Fase 2. Sehingga, nanti akan nyemplung jadi satu ke dalam reader MRT. Itu salah satu improvement yang akan kami lakukan," jelasnya.
(YNA)