ECONOMICS

Intip Strategi Startup Ini Ubah Sampah Jadi Pundi-Pundi Cuan

Dovana Hasiana/MPI 24/05/2023 11:45 WIB

Buangdisini melihat peluang ekonomi yang besar dari pengelolaan sampah yang diwujudkan melalui dua strategi.

Intip Strategi Startup Ini Ubah Sampah Jadi Pundi-Pundi Cuan. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Permasalahan isu pengelolaan sampah di Indonesia telah memberikan peluang bagi pelaku industri untuk mengembangkan ekonomi sirkular. Selain memberikan dampak kepada lingkungan, pengelolaan sampah juga disebut memiliki nilai ekonomi yang besar. 

Co-founder dan CEO Buangdisini Rheza Varianto Yudhistira mengatakan, pihaknya melihat peluang ekonomi yang besar dari pengelolaan sampah yang diwujudkan melalui dua strategi. Pertama, melalui komisi yang didapatkan dari layanan aplikasi dengan penerapan model business to consumer (B2C). Saat ini, pihaknya berhasil menggaet 10.000 pengguna aplikasi. 

“Kami akan mendapatkan biaya komisi dari layanan aplikasi yang kami sediakan kepada pelanggan. Komisi itu kami dapatkan melalui setiap orang yang mengumpulkan sampah melalui aplikasi yang disediakan,” ujar Co-founder dan CEO Buangdisini, Rheza Varianto Yudhistira dalam program Createup IDX Channel, Rabu (24/5/2023). 

Nantinya, sampah yang berhasil dikumpulkan oleh Buangdisini diproses untuk menjadi bahan setengah mentah, untuk kemudian dijual kepada produsen manufaktur yang telah menjadi mitra. 

Saat ini, pihaknya fokus memberikan layanan di beberapa kota atau kabupaten di Jawa Timur, di antaranya adalah Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang. Antusias masyarakat pun sangat tinggi dengan total pengguna aplikasi yang berhasil mencapai 10.000. 

“Padahal banyak orang yang tadinya belum paham teknologi. Namun kami memberikan bantuan pendampingan di bagian administrasi. Sehingga mereka tertarik untuk bergabung untuk mengumpulkan sampah melalui aplikasi dan layanan kami,” imbuhnya. 

Ke depannya, pihaknya akan terus melakukan inovasi untuk mengembangkan teknologi dan inovasi. Hal ini dilakukan untuk tetap menjadi relevan di tengah perkembangan teknologi yang masif. 

Kolaborasi dengan berbagai pihak seperti pemerintah daerah, pemerintah pusat, lembaga internasional dan sejumlah perusahaan pun dilakukan untuk mengembangkan perusahaan rintisannya. 

Selain itu, Rheza menyebutkan pihaknya baru memulai proses penggalangan dana untuk digunakan dalam mengembangkan teknologi dan memenuhi kebutuhan bahan baku industri manufaktur melalui sampah yang dikelola. 

Sebagai informasi, dikutip melalui website resmi Buangdisini, lebih dari 390 ton bahan baku mentah telah diproses dari sampah yang dikumpulkan.

(YNA)

SHARE