ECONOMICS

Investasi Capai USD200 Miliar, Pasar Properti 2022 Diproyeksi Bakal Lebih Kuat

Dinar Fitra Maghiszha 27/12/2021 14:51 WIB

Setelah mengalami tekanan hebat selama masa pandemi Covid-19, kini pasar properti komersial di kawasan Asia Pasifik diproyeksikan akan lebih stabil pada 2022.

Investasi Capai USD200 Miliar, Pasar Properti 2022 Diproyeksi Bakal Lebih Kuat. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Setelah mengalami tekanan hebat selama masa pandemi Covid-19, kini pasar properti komersial di kawasan Asia Pasifik diproyeksikan akan lebih stabil pada 2022 seiring percepatan kegiatan investasi dan sewa.

Konsultan real estat global JLL mengungkapkan volume investasi tahun 2022 akan mencapai sekitar USD200 miliar atau 15% lebih tinggi dari perkiraan volume investasi tahun 2021, yang saat ini telah mencapai USD162-169 miliar.

Perkiraan ini terlepas dari munculnya kekhawatiran baru mengenai dampak sosial dan ekonomi akibat Covid-19.

Berdasarkan riset JLL, pada 2022 diperkirakan ada beberapa hal yang akan mendorong peningkatan aktivitas investasi dan mendukung pemulihan berkelanjutan di sektor leasing pada seluruh kelas aset, termasuk menguatnya pasar perkantoran, permintaan yang tinggi untuk fasilitas logistik modern, serta pertumbuhan berkelanjutan dari sektor alternatif seperti pusat data dan life science.

"Pasar real estat Asia Pasifik pada 2022 akan lebih kuat dari tahun sebelumnya, karena investor mempertahankan pandangan bullish mereka dan aktivitas persewaan yang akan terus membaik,” kata Chief Executive Officer JLL Asia Pasific, Anthony Couse, dalam siaran resminya, Senin (27/12/2021).

Menurut Anthony, pemulihan ekonomi tidak serta merta tanpa hambatan. Namun, hal ini diperkirakan bakal lebih berkurang sejalan dengan potensi pekerjaan berbasis kantor yang akan tumbuh.

"Sentimen investor positif, walaupun masih ada ketidakpastian yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan di tahun mendatang," lanjutnya.

JLL memperkirakan volume modal yang menargetkan real estat akan tetap stabil sepanjang tahun 2022, di mana investor mengerahkan lebih banyak dana untuk investasi oportunistik di pasar seperti Cina dan Jepang.

Pada 2022, pasokan pasar perkantoran Asia Pasifik akan bertambah 6,9 juta meter persegi, naik 13% dari tahun 2021. JLL pun memperkirakan tingkat penyerapan bersih akan meningkat 20% tahun depan, didorong oleh ekspansi sektor keuangan, teknologi, dan ruang fleksibel.

Stok pergudangan premium ditargetkan tumbuh 17% antara tahun 2021-2022. Ini merupakan pertumbuhan tercepat yang pernah tercatat, dengan pasokan 20,8 juta meter persegi siap digunakan. Sebagai dampak dari meningkatnya realokasi saham dan portofolio, JLL memprediksi investasi logistik akan mencapai US$ 60 miliar pada tahun 2025.

Investasi perhotelan juga akan meningkat 30% pada tahun depan, mencapai US$ 9 miliar, berkat kepercayaan yang mulai pulih di sektor industri perhotelan.

Permintaan dari investor dan penghuni pusat data akan terus bertumbuh tahun depan. Pasar cloud hyperscale akan naik 400% dari US$ 37 miliar tahun ini menjadi USD 179 miliar pada tahun 2026. Hal ini akan menciptakan permintaan terhadap real estate untuk mendukung ekspansi.
 
“Investor dengan pandangan jangka panjang tetap yakin dengan tren yang akan mendorong permintaan di wilayah ini seperti urbanisasi yang terus berlangsung, peningkatan kesejahteraan dan pertumbuhan kelas menengah, serta akselerasi sektor e-commerce. Semua ini menunjukkan peluang bagi investor,” kata CRO JLL Asia Pasific, Roddy Allan. (TYO)

SHARE