ECONOMICS

Investasi Jadi Salah Satu Penyumbang Terbesar Pertumbuhan Ekonomi di 2023

Nia Deviyana 26/11/2022 07:33 WIB

Pertumbuhan investasi di RI diperkirakan tidak terganggu oleh krisis global

Investasi Jadi Salah Satu Penyumbang Terbesar Pertumbuhan Ekonomi di 2023. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Kinerja perekonomian Indonesia diproyeksi masih baik pada tahun depan. Faktor pendukungnya, tidak lain karena pasar domestik dan ekspor energi yang kuat. 

Direktur Eksekutif Core Indonesia, Mohammad Faisal, mengatakan pertumbuhan investasi di RI diperkirakan tidak terganggu oleh krisis global, sehingga tingkat investasi diperkirakan akan kembali menjadi penyumbang kedua terbesar pertumbuhan ekonomi 2023.

“investasi diprediksi tahun depan akan kembali menjadi penyumbang kedua terbesar pertumbuhan ekonomi 2023," ujar dia dalam webinar yang dikutip Sabtu (26/11/2022).

Faisal menerangkan sebelum pandemi investasi menjadi penyumbang kedua terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

"Nah tapi setelah itu ada pandemi, kemudian kita sempat juga resesi di 2020, investasi ini turun tapi dari net ekspor meningkat, sehingga penyumbang kedua terbesar setelah konsumsi rumah tangga (saat itu) adalah net ekspor," papar Faisal.

Adapun Core Indonesia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 4,5-5,0% pada 2023. Angka tersebut, meski sedikit menurun tapi masih tergolong baik.

"Artinya kalau kita bandingkan dengan tahun ini, di kisaran 5% sampai 5,1%, memang ada sedikit perlambatan, tapi pelambatannya tidak terlalu jauh," kata dia.

Selain itu, tingkat konsumsi rumah tangga juga diperkirakan tetap stabil dan bahkan lebih tinggi dibandingkan tingkat konsumsi sebelum pandemi Covid. Walaupun pertumbuhannya melambat marginal karena ketidakstabilan global.

Faisal memperkirakan tingkat inflasi nasional pada 2023 menurun dan tidak menganggu tingkat konsumsi secara agregat.

"Tingkat inflasi kita prediksikan sudah lebih rendah di tahun depan dibandingkan tahun ini. Tahun ini kita prediksikan 5-6%, sementara di tahun depan 2-3%," jelas dia.

Walaupun inflasi tidak menganggu daya beli masyarkat secara umum, namun inflasi akan berdampak terhadap daya beli masyarakat yang memiliki penghasilan rendah dan menghambat mobilitas jarak jauh.

Sementara itu, pengetatan kebijakan moneter diperkirakan melandai karena berkurangnya tekanan inflasi global dan domestik. (NIA)

Penulis: Ahmad Dwiantoro

SHARE