ECONOMICS

Investasi Pabrik Baterai EV RI Diburu Investor, Erick: Kita Tidak Beda-bedakan

Suparjo Ramalan 05/09/2023 21:09 WIB

Menteri BUMN Erick Thohir memastikan pemerintah masih membuka peluang bagi investor asing untuk ikut membangun ekosistem kendaraan listrik di RI.

Investasi Pabrik Baterai EV RI Diburu Investor, Erick: Kita Tidak Beda-bedakan. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan pemerintah masih membuka peluang bagi investor asing untuk ikut membangun ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia. 

Dia menyebut, selain China dan Korea Selatan (Korsel), ada sejumlah negara yang menaruh minat berinvestasi dalam pembangunan pabrik baterai EV di Tanah Air. Negara yang dimaksud adalah Amerika Serikat dari Eropa.

"Nah kembali, tadi kita bicara ekosistem dari pada EV battery, jelas kita membuka investasi dari banyak negara, kita tidak membeda-bedakan," ujar Erick saat konferensi pers ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) Jakarta Selatan, Selasa (5/9/2023).

Menurutnya, para investor tidak hanya tertarik pada pengembangan ekosistem kendaraan listrik, namun juga di sektor lain seperti pertambangan. 

"Nah karena itu sekarang banyak investasi datang dari China dari Korea dari Amerika dari Eropa datang, dan itu tidak hanya IBC, ada juga Vale dan lain-lain," ucapnya. 

Tercatat, total investasi yang digelontorkan investor Jerman untuk pabrik baterai kendaraan listrik sudah mencapai USD4,6 miliar atau setara Rp68,32 triliun.

Nilai investasi pabrik EV Battery tersebut disuntik Badische Anilin-und Soda-Fabrik (BASF), dan Volkswagen (VW). Di mana, nilai tersebut sudah termasuk komitmen VW sebesar sebesar USD2,6 miliar

Pemerintah juga menggandeng investor China dan Korea Selatan, seperti LG Energy Solution (LGES) dan Ningbo Contemporary Brunp Lygend (CBL). 

Bahkan, Erick memastikan pihaknya membuka diri pada investor Vietnam, jika ingin berpartisipasi dalam pembangunan EV Battery. 

"Nah hal-hal ini tadi disampaikan kepada Presiden kalau misalnya perusahaan seperti Vietnam ingin masuk ke Indonesia kita terbuka saja," tutur dia. 

Langkah pemerintah menggandeng perusahaan global dalam pembangunan kendaraan listrik di Indonesia hanya semata-mata memperkuat hilirisasi sumber daya alam. Sehingga, Indonesia tidak lagi menjadi negara pengekspor bahan baku ke negara lain. 

"Karena kita kembali, kita ingin memastikan investasi itu hadir, tetapi komitmen Bapak Presiden jelas kita tidak mengirim yang namanya raw material ke luar negeri, tetapi hilirisasi harus terjadi di Indonesia," kata Erick.

(YNA)

SHARE