ECONOMICS

Investor Asing Tarik USD13,8 Miliar dari Portofolio di Negara Berkembang

Febrina Ratna 16/10/2023 08:52 WIB

Kelompok non-residen atau investor asing menarik dana USD13,8 miliar dari portofolio pasar negara berkembang sepanjang September 2023.

Investor Asing Tarik USD13,8 Miliar dari Portofolio di Negara Berkembang. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kelompok non-residen atau investor asing menarik dana USD13,8 miliar dari portofolio pasar negara berkembang sepanjang September 2023. Hal itu dipengaruhi prospek kenaikan suku bunga di negara maju untuk jangka waktu yang lebih lama sehingga membebani aset negara berkembang secara global.

Menurut laporan Institute of International Finance (IFF), hal serupa terjadi pada Agustus, yang menandakan arus modal asing keluar secara berturut-turut untuk pertama kalinya sejak rangkaian lima bulan yang berakhir pada Juli 2022.

Portofolio utang membukukan arus keluar bulanan pertamanya sejak Maret sebesar -USD1,8 miliar, sementara ekuitas sebesar -USD12,0 miliar, lebih rendah dari arus keluar negatif pada Agustus 2023 sebesar -USD21,5 miliar.

Untuk portofolio ekuitas kecuali China, ini merupakan arus keluar bulanan terbesar sejak September 2022.

Mirip dengan bulan Agustus, tekanan jual pada portofolio negara berkembang berasal dari suku bunga yang lebih tinggi – dan aset dengan imbal hasil yang lebih tinggi – di pasar negara maju, yang biasanya mempengaruhi alokasi sehingga merugikan negara berkembang.

“Gejolak pasar baru-baru ini seputar jalur kebijakan moneter di masa depan, serta kenaikan imbal hasil (yield) pemerintah telah berdampak buruk pada kinerja arus keluar non-residen di negara-negara berkembang,” kata ekonom IIF, Jonathan Fortun, tulis Reuters pada Jumat (13/10/2023).

"Ada anggapan umum bahwa suku bunga akan tetap tinggi untuk jangka waktu lama. Hal ini mengakibatkan lemahnya kinerja surat utang," tambahnya.

Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan awal pekan ini bahwa mereka memperkirakan pertumbuhan output di negara-negara maju akan melambat dari 2,6% pada tahun 2022 menjadi 1,5% tahun ini dan 1,4% pada tahun 2024 yang sebagian disebabkan oleh dampak pengetatan kebijakan moneter.

Adapun, negara-negara berkembang di Asia memimpin arus keluar secara keseluruhan pada bulan lalu dengan angka arus keluar negatif sebesar USD8,1 miliar, diikuti oleh kawasan Afrika dan Timur Tengah dengan arus keluar sebesar USD4,5 miliar. Negara-negara berkembang di Eropa mengalami arus keluar sebesar USD0,8 miliar dan Amerika Latin hanya sebesar USD0,3 miliar.

Di sisi ekuitas, seluruh wilayah geografis mencatat arus keluar, sementara utang mencatat arus masuk di Amerika Latin dan negara-negara berkembang di Asia. Perkiraan tahun berjalan hingga September menunjukkan arus keluar bersih sebesar USD59 miliar dari China termasuk lebih dari USD75 miliar arus keluar dari portofolio utang.

Sementara negara-negara berkembang selain China mencatat arus masuk bersih portofolio non-residen sebesar USD178 miliar.

(FRI)

SHARE