ECONOMICS

Investor Mulai Selektif, Inikah Akhir Era Bakar Uang Startup?

Advenia Elisabeth/MPI 08/06/2022 11:05 WIB

Bisnis rintisan alias startup tengah mengalami guncangan. Salah satu faktornya pendanaan dari investor yang semakin ketat.

Investor Mulai Selektif, Inikah Akhir Era Bakar Uang Startup? (Foto: MNC Media)

IDXChannel  – Bisnis rintisan alias startup tengah mengalami guncangan. Salah satu faktornya pendanaan dari investor yang semakin ketat.

Hal itu pun menandakan era ‘bakar uang’ bakal segera berakhir. Direktur of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, era ‘bakar uang’ pada startup akan berakhir dalam waktu singkat.

Pasalnya, saat ini investor tidak lagi hanya mengejar startup yang memiliki valuasi tinggi melainkan investor sekarang juga mulai menagih startup untuk menghasilkan laba ataupun provit.

"Dalam konteks inilah banyak startup yang sebelumnya mengandalkan 'bakar uang' itu tentunya juga akan mengalami permasalahan karena dari sisi investor lebih hati-hati," ujar Bhima kepada MNC Portal Indonesia, Selasa (7/6/2022).

Dia menyebut, fakta 'bakar uang' secara besar-besaran, lebih spesifik hanya dilakukan oleh startup di Indonesia. Sebab, di negara lain tidak melakukan persaingan usaha yang tidak sehat seperti dengan promosi atau cashback secara agresif demi mendapatkan konsumen.

Lebih lanjut dia menerangkan, pasca pandemi, kebiasaan masyarakat berbelanja secara online akan berkurang. Artinya, jika sebelumnya masyarakat lebih milih belanja online karena ingin mendapatkan cashback, namun sekarang cashback jarang ditemui dan akhirnya masyarakat beralih pada belanja offline.

"Jadi ini yang disebut sebagai 'digital tourism' dia hanya coba-coba mana aplikasi yang menawarkan promosi tapi setelah promonya habis dia tidak akan menggunakan atau menjadi repeat customer. Nah ini kan artinya ada bakar uang yang merugikan uang investor," terang Bhima.

Menurut Bhima, jika tak ingin gulung tikar karena era "bakar uang" ini diprediksi akan berakhir, bagi para founder startup, baiknya lebih cermat dalam memilih sektor bisnis. Pilih bisnis yang memang menghasilkan keuntungan seperti misalnya jasa keuangan dan jasa pembiayaan.

"Itu yang harus didorong. Sementara lini bisnis yang memang merugikan sebaiknya segera untuk di stop atau dibubarkan," jelasnya.

Kemudian, Direktur CELIOS ini juga menuturkan, hal yang menentukan bangkitnya startup adalah soal tim manajerial. Sebab, badai ini bisa saja akan terus berlanjut hingga waktu yang tidak ditentukan. Maka, kekuatan akan terletak pada tim manajerial, komitmen founder, maupun komitmen CEO.

Lalu berikutnya adalah kolaborasi dengan ekosistem. Dia menilai jika startup yang tidak berkolaborasi misalnya dengan jasa keuangan maupun logistik maka akan tersingkir dari kompetisi.

Bhima pun memprediksi, beberapa tahun ke depan, sejumlah perusahaan startup akan berkurang. Kemudian yang kedua, akan banyak startup yang mengandalkan pendanaan dalam negeri, dan yang ketiga akan ada beberapa startup yang melakukan pivot. (FRI)

SHARE