Ironis, Punya Laut Luas tapi RI Malah Fokus Kembangkan Industri Elektronik
Pemerintah tidak memasukkan industri sektor maritim dalam fokus pengembangan industri prioritas.
IDXChannel - Ekonom Senior INDEF, Didin S Damanhuri menyesalkan upaya pemerintah yang tidak memasukkan industri sektor maritim dalam fokus pengembangan industri prioritas yang ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
Kemenperin menunjuk 7 sektor pengembangan prioritas untuk dilakukan pengembangan. Antara lain sektor makanan dan minuman (mamin), otomotif, kimia, tekstil dan produk tekstil (TPT), elektronika, dan kesehatan.
"Kesehatan, farmasi, saya setuju lah, tapi yang patut dipertanyakan adalah, apakah kita memilih industri elektronik dan otomotif itu pilihan yang cerdas? Dalam kompetisi yang luar biasa dan sangat keras saat ini," kata Didin dalam diskusi di IDXChannel, Selasa (21/2/2023).
Didin menilai, Indonesia yang mempunyai garis pantai dan laut cukup luas ini seharusnya bisa menjadi modal besar untuk pengembangan ekonomi nasional. Bukan malah berambisi untuk menjadi pemain di sektor elektronik dan otomotif yang saat ini cukup ketat kompetisinya di pasar global.
"Negara seperti Turki saja, dan Eropa, yang mencoba (masuk ke elektronik dan otomotif), dan mereka juga sulit untuk berkompetisi, malah yang muncul sekarang China, bukan hanya Jepang dan Korea," kata Didin.
Sehingga, menurut Didin, yang perlu dikembangkan sebetulnya adalah industri di bidang agro maritim. Bukan memprioritaskan industri elektronika mapun otomotif.
"Itu yang menurut saya perlu dipertimbangkan kembali, kalau makan minuman oke lah, tapi agro industri, maritim yang menurut saya harus masuk dalam pilihan," lanjut Didin.
Karena menurut Didin, industri elektronik dan otomotif di Indonesia dari sisi SDM maupun teknologi juga masih rendah dan tertinggal jika mau menjadi pemain di sektor tersebut. Saingan kedua industri tersebut sudah jelas, dari Jepang, Korea, dan China yang bisa bersaing dari sisi harga yang miring dengan menjaga kualitasnya.
"Saya soroti industri manufaktur, otomotif dan elektronik, masalahnya, sampai hari ini secara makro, industri otomotif elektronik ini, teknologi kita masih sangat rendah yang kita kuasai. Patennya masih dikuasai oleh negara holding, seperti jepang, Korea, China," tegas Didin.
"Justru yang sudah kita miliki di bidang agro dan maritim, itu kan milik kita, tinggal teknologi juga tidak terlalu berat, kita bisa kuasai dengan cepat, ini yang menurut saya harus sebagai industri prioritas," pungkasnya.
(FAY)