ECONOMICS

ISF Forum 2025 Hadirkan Pemimpin Global hingga Jadi Ajang Teken MoU Strategis

Febrina Ratna Iskana 09/10/2025 12:00 WIB

ISF Forum 2025 menajdi platform utama untuk menjembatani visi global dan kebutuhan lokal dalam agenda pembangunan berkelanjutan.

ISF Forum 2025 Hadirkan Pemimpin Global hingga Jadi Ajang Teken MoU Strategis. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel - Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025 yang digelar pada 10–11 Oktober di Jakarta International Convention Center (JICC) kembali menegaskan posisinya sebagai platform utama untuk menjembatani visi global dan kebutuhan lokal dalam agenda pembangunan berkelanjutan.

Di tengah urgensi  menuju transisi energi, hilirisasi hijau, dan penciptaan ekonomi rendah karbon, ISF tahun ini kembali hadir sebagai ruang strategis untuk mendorong kolaborasi konkret lintas sektor dan lintas negara.

Dengan mengusung tema “Investing for a Resilient, Sustainable and Prosperous World”, forum tahun ini diperkaya oleh kehadiran tokoh-tokoh internasional dari sektor bisnis global, lembaga keuangan multilateral, organisasi internasional, dan dunia akademik. Para pemimpin tersebut akan hadir untuk berdialog langsung bersama pemangku kepentingan Indonesia dan Asia Pasifik dalam mendorong terobosan kolaboratif yang dapat dijalankan secara nyata.

Sejumlah sosok dengan posisi strategis di dunia internasional dijadwalkan hadir sebagai pembicara, memperkuat daya tarik dan kredibilitas forum, di antaranya Presiden & CEO World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), Peter Bakker, yang mewakili suara kolektif dari perusahaan-perusahaan global dalam mendorong kebijakan korporasi berkelanjutan.

Dari sektor keuangan, kehadiran Chief Sustainability Officer dari DBS, Helge Muenkel; serta Jaclyn Dove dari Standard Chartered; dan Sophie Lu dari HSBC, yang akan memperluas diskusi mengenai pembiayaan transisi dan inovasi dalam model keuangan hijau.

ISF juga menghadirkan tokoh-tokoh dari perusahaan teknologi dan energi bersih dunia, seperti Abdulla Zayed dari Masdar, Thomas Brostrom dari ACWA Power, serta Presiden Asia Pasifik dari LONGi Group, Zhao Bin,  salah satu pemain utama dalam industri tenaga surya global.

Perspektif dari sektor bioenergi dan teknologi hidrogen akan turut dibagikan oleh Mathieu Geze dari HDF Energy, memperkuat narasi bahwa Indonesia siap menjadi bagian dari ekosistem energi masa depan.

Dari dunia akademik dan ilmiah, forum akan diwarnai oleh kehadiran Profesor dari University of California, Berkeley, John Coates, yang memimpin riset energi dan biosains di salah satu lembaga terkemuka dunia. Kehadiran lembaga-lembaga internasional juga tak kalah penting, seperti UNESCO, yang diwakili oleh Maki Katsuno-Hayashikawa, dan Temasek Foundation, yang dipimpin oleh Boon Heong, serta Google Asia Pacific yang akan membahas peran kecerdasan buatan dan transformasi digital dalam penciptaan lapangan kerja hijau.

ISF 2025 bukan sekadar forum diskusi, melainkan platform implementasi. Salah satu puncak agenda adalah penandatanganan sejumlah Memorandum of Understanding (MoU) strategis antara pemerintah Indonesia dan mitra internasional. MoU ini mencakup sektor-sektor utama seperti energi terbarukan, listrik hijau, bioenergi, pengelolaan sumber daya berbasis alam (nature-based solutions), mobilitas rendah emisi, hilirisasi mineral kritis, serta pendanaan dan carbon market.

Langkah ini didukung oleh showcase Investment Project Ready to Offer (IPRO), yang akan menampilkan proyek-proyek berkelanjutan dari berbagai sektor prioritas yang telah siap untuk ditanamkan modal. Proyek-proyek ini merupakan hasil kurasi mendalam dan dirancang untuk memenuhi kriteria kesiapan teknis, kepastian hukum, dan dampak terhadap agenda keberlanjutan nasional.

Forum juga akan menjadi ajang pertemuan intensif antara mitra domestik dan internasional dalam sesi-sesi tematik seperti ketahanan pangan dan air, transisi energi, teknologi industri bersih, dan penciptaan green jobs di era digital. Pendekatan lintas sektor yang diusung ISF menunjukkan bahwa keberlanjutan tidak dapat dijalankan secara terpisah, melainkan melalui sinergi antara inovasi, investasi, dan kebijakan publik.

Dengan menggabungkan kekuatan diplomasi, kepemimpinan kolektif, dan kesiapan proyek di lapangan, ISF 2025 memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu penggerak utama ekonomi hijau di kawasan. Forum ini menjadi bukti bahwa Indonesia tidak hanya aktif dalam diskursus keberlanjutan global, tetapi juga berada di garis depan dalam mewujudkannya.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE