ECONOMICS

Jaga Anak-anak Anda, Covid Varian Delta Lebih Menyerang di Bawah Usia 10 Tahun

Binti Mufarida 23/06/2021 15:48 WIB

Covid-19 varian delta yang saat ini menyebar di Indonesia, cenderung menyerang usia di bawah 10 tahun.

Jaga Anak-anak Anda, Covid Varian Delta Lebih Menyerang di Bawah Usia 10 Tahun (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat lebih memperketat penerapan protokol kesehatan, pasalnya covid-19 varian delta yang saat ini menyebar di Indonesia, cenderung menyerang usia di bawah 10 tahun.

Sesditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit & Plt. Dirjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Maxi Rein Rondonuwu mengungkapkan varian Delta atau B1617 dari India ini cenderung menyerang kelompok umur dibawah 18 tahun, dibawah 10 tahun.

“Jadi, memang ada kecenderungan kalau lihat variasi Delta ini pada umur, pada umur di beberapa rumah sakit, di umur-umur dibawah 18 tahun, di bawah 10 tahun sudah ada yang kena. Sudah ada yang kena, itu saja yang pengamatan kami melihat varian baru ini berbeda dengan varian yang sebelumnya, yang dari Wuhan,” kata Maxi secara virtual, Rabu (23/6/2021).  

Sementara itu, Maxi pun mengatakan dari pengamatan Kemenkes, gejala klinis dari varian Delta ini sama dengan varian Covid-19 sebelumnya. “Kalau perbedaan yang kami amati sama ya, gejala-gejala klinisnya itu sama ya. Kalau soal paparan sama semua. Karena paparan itu melalui droplet aja nggak usah karena varian baru juga bisa terpapar Corona virus seperti itu karena sifat penularannya melalui airbone,” ungkap Maxi.

Namun, kata Maxi, varian Delta memiliki kecepatan penularan yang tinggi. Bahkan, seperti di Kudus menyebabkan peningkatan kasus Covid-19 secara eksponensial. “Memang karena penularannya cepat banget varian Delta, jadi eksponensial,” katanya.

“Kita juga seperti di India, di Kudus itu cepat banget, di DKI, di DKI sekalipun sudah tidak ada bukti ada Delta disini yang kena awal. Tapi di Kudus seluruh yang kami periksa itu ada varia Delta,” tambah Maxi. 
 
Oleh karena itu, Maxi mengatakan ketika terjadi peningkatan yang cukup tajam maka langsung dilakukan Whole Genome Sequencing untuk mengetahui apakah ada varian baru. 

“Jadi, kami setiap daerah yang ada peningkatan yang cukup tajam, langsung sampel-sampel yang apa yang memenuhi syarat untuk Genome Sequencing, yang viral load dibawah 30 itu kita bisa periksa varian baru. Ada 14 laboratorium yang bisa memeriksa varian baru di Indonesia ini,” paparnya. (RAMA)

SHARE