Jaga Kebijakan Moneter, BI Borong SBN Rp268,3 Triliun
Pembelian SBN tersebut termasuk pembelian di pasar sekunder dan program debt switching (penukaran surat utang) dengan Pemerintah sebesar Rp199,45 triliun.
IDXChannel - Bank Indonesia (BI) membeli surat berharga negara (SBN) sebesar Rp268,36 triliun hingga 21 Oktober 2025.
Adapun pembelian SBN tersebut termasuk pembelian di pasar sekunder dan program debt switching (penukaran surat utang) dengan Pemerintah sebesar Rp199,45 triliun.
"Pembelian SBN di pasar sekunder dilakukan sesuai mekanisme pasar, terukur, transparan, dan konsisten dengan program moneter dalam menjaga stabilitas perekonomian sehingga dapat terus menjaga kredibilitas kebijakan moneter," kata Gubernur BI Perry Warjiyo.
Kebijakan moneter juga didukung oleh kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) dan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran guna mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dia melanjutkan, BI memandang penurunan suku bunga perbankan perlu terus didorong sejalan dengan pelonggaran kebijakan moneter yang telah ditempuh dan penempatan dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) Pemerintah di perbankan.
Seiring dengan penurunan BI-Rate sebesar 150 bps sejak September 2024 dan ekspansi likuiditas moneter Bank Indonesia, suku bunga INDONIA turun sebesar 204 bps dari 6,03 persen pada awal 2025 menjadi 3,99 persen pada 21 Oktober 2025.
Suku bunga SRBI untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan juga menurun masing-masing sebesar 251 bps, 254 bps, dan 257 bps sejak awal 2025 menjadi 4,65 persen; 4,67 persen; dan 4,70 persen pada 17 Oktober 2025.
Sedangkan Imbal hasil SBN untuk tenor 2 tahun menurun sebesar 218 bps dari 6,96 persen pada awal 2025 menjadi 4,78 persen pada 21 Oktober 2025, sementara untuk tenor 10 tahun menurun sebesar 132 bps dari tingkat tertinggi 7,2 persen pada pertengahan Januari 2025 menjadi 5,94 persen.
"Namun demikian, penurunan suku bunga perbankan masih berjalan lambat dan karenanya perlu dipercepat," katanya.
Dibandingkan dengan penurunan BI-Rate sebesar 150 bps, suku bunga deposito 1 bulan hanya turun sebesar 29 bps dari 4,81 persen pada awal 2025 menjadi 4,52 persen pada September 2025, terutama dipengaruhi oleh pemberian special rate kepada deposan besar yang mencapai 26 persen dari total DPK bank.
Penurunan suku bunga kredit perbankan bahkan berjalan lebih lambat, yaitu sebesar 15 bps dari 9,20 persen pada awal 2025 menjadi sebesar 9,05 persen pada September 2025.
(kunthi fahmar sandy)