ECONOMICS

Jaga Ketahanan Energi, ASEAN Lirik Potensi Mineral Kritis

Taufan Sukma/IDX Channel 27/08/2023 00:22 WIB

keberadaan mineral kritis juga diproyeksi dapat diandalkan dalam membangun ketahanan energi di masa depan.

Jaga Ketahanan Energi, ASEAN Lirik Potensi Mineral Kritis (foto: MNC media)

IDXChannel - Kondisi perubahan iklim dan makin terbatasnya ketersediaan sumber daya mendorong berbagai pihak untuk semakin concern dalam isu ketahanan energi.

Salah satunya dengan terus mendorong transformasi untuk mulai ditinggalkannya penggunaan energi fosial, dan mulai beralih pada sejumlah opsi energi terbarukan.

Dari sejumlah opsi yang tersedia tersebut, keberadaan mineral kritis juga diproyeksi dapat diandalkan dalam membangun ketahanan energi di masa depan.

Bahkan, ketersediaan mineral kritis juga diyakini bakal memiliki peran sangat vital dan strategis bagi seluruh negara di dunia. Tak terkecuali bagi Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya.

"Mineral kritis sebagai bahan baku industri pembuatan panel surya, turbin angin, dan industri baterai, yang digunakan untuk kendaraan listrik, dan juga storage untuk pembangkit energi baru terbarukan (EBT)," ujar Direktur Program Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Tri Winarno, saat hadir dalam Side Event ASEAN Energy Business Forum (AEBF), di Nusa Dua, Bali, Jumat (25/8/2023).

Menurut Tri, mineral kritis memiliki nilai yang sangat tinggi karena sulit ditemukan, diekstraksi dalam jumlah yang ekonomis, serta tidak mudah digantikan dengan logam atau bahan lain.

Dengan vital dan tingginya nilai yang dimiliki, Tri menjelaskan, kebutuhan terhadap ketersediaan mineral kritis secara bertahap bakal meningkat secara signifikan.

Kondisi ini pun diyakini Tri sebagai salah satu tantangan yang harus dijawab dalam hal penyediaan pasokan mineral kritis di tingkat global.

"Tantangan lain juga adalah bagaimana kita dapat eksplorasi lebih jauh sumber daya mineral kritis yang ada, dengan konfigurasi geologi di kawasan ASEAN," tutur Tri.

Dalam pandangan Tri, hilirisasi mineral di ASEAN juga menjadi tantangan lain, di mana negara-negara ASEAN harus menguasai teknologi pemurnian mineral untuk membantu pengembangan hilirisasi di masa depan.

Dalam menghadapi tantangan tersebut, diperlukan kolaborasi antar negara-negara ASEAN, mengingat negara anggota merupakan negara yang dikenal memiliki beragam jenis deposit mineral dan potensi yang sangat besar.

Selain itu, juga sekaligus untuk berbagi praktik kebijakan terbaik, mengidentifikasi bidang-bidang utama, dan memaksimalkan sumber daya alam dan cadangan yang dimiliki.

"Serta, dengan mendiskusikan peluang kerja sama regional yang lebih besar, dengan tujuan untuk membuka potensi mineral kritis di kawasan ASEAN," tegas Tri. (TSA)

SHARE