Jaga Likuiditas, China Tarik Mata Uang Yuan hingga Rp6,57 Triliun
Demi menjaga likuiditas nasional, hal itu mendorong bank sentral China untuk menarik mata uang Yuan dari sistem perbankan.
IDXChannel - Demi menjaga likuiditas nasional, hal itu mendorong bank sentral China untuk menarik mata uang Yuan dari sistem perbankan. Kebijakan ini sudah berlangsung selama tujuh hari berturut-turut dalam mengatasi anjloknya suku bunga.
Bank Rakyat China sudah melakukan penarikan bersih sebanyak tiga miliar yuan atau setara dengan Rp6,57 triliun pada operasi pasar terbuka pada Selasa (2/8/2022), demikian dikutop dari Bloomberg. Dengan demikian, total penarikan sejak 25 Juli menjadi 18 miliar yuan atau Rp39,55 triliun.
Pembuat kebijakan telah berusaha menjaga kondisi likuiditas dalam sistem perbankan untuk mendukung ekonomi yang terpukul akibat wabah Covid dan sektor properti yang melambat. Namun, permintaan pinjaman menyebabkan banyak uang tunai yang gagal mengalir ke sistem keuangan.
Hal ini mendorong pemberi pinjaman uang untuk membeli obligasi pemerintah, obligasi bank dan utang perusahaan menigkat tinggi. Tingkat repo tujuh hari turun menjadi 1,43% pada hari Senin.
"Ini sudah menjadi titik terendah untuk suku bunga pasar uang dan kami akan duduk di sini selama beberapa bulan lagi," kata ahli strategi senior China Zhaopeng Xing di ANZ Bank China Co.
Meskipun belum menurunkan suku bunga sejak awal tahun, China menambahkan likuiditas dengan mentransfer 900 miliar yuan keuntungan ke pemerintah pusat, mengurangi jumlah kas yang harus disimpan bank pada bulan April. (TYO/BAYU)