ECONOMICS

Jangan Anggap Sepele, Ternyata Ini Perbedaan Resesi dan Depresi Ekonomi

Shifa Nurhaliza Putri 23/10/2022 09:20 WIB

Perbedaan resesi dan depresi menjadi dua faktor yang berbeda namun memiliki dampak yang bisa dikatakan sama.

Jangan Anggap Sepele, Ternyata Ini Perbedaan Resesi dan Depresi Ekonomi. (Foto: Perbedaan Resesi dan Depresi)

IDXChannel - Perbedaan resesi dan depresi menjadi dua faktor yang berbeda namun memiliki dampak yang bisa dikatakan sama. Seperti di masa pandemi Covid-19 yang berdampak cukup signifikan terhadap bisnis, ekonomi, dan lapangan pekerjaan di seluruh dunia. 
Alasannya adalah bahwa negara itu akhirnya mengalami resesi. Banyak  yang bertanya-tanya apakah penurunan ini akan berakhir dengan resesi atau, lebih buruk lagi, menyebabkan depresi. Berikut  perbedaan depresi dan resesi ekonomi yang perlu Anda ketahui:

Apa Itu Resesi Ekonomi?

Resesi atau resesi adalah suatu kondisi di mana Produk Domestik Bruto (PDB atau PDB) telah negatif selama dua kuartal atau lebih berturut-turut. Resesi biasanya menyebabkan penurunan dalam semua kegiatan ekonomi, termasuk pekerjaan, investasi, dan keuntungan perusahaan. Indonesia sendiri  mengalami dua kali resesi, pada tahun 1960 dan 1998.

Penyebab resesi ekonomi:

Ada beberapa alasan mengapa negara jatuh ke dalam resesi. Ditandai dengan penyebab berikut::

- Suku bunga tinggi membatasi jumlah yang tersedia di masyarakat. Ini bisa memicu resesi ekonomi.
– Inflasi yang tinggi juga dapat memicu resesi karena harga barang dan jasa naik secara signifikan dan orang-orang enggan berbelanja.
- Krisis keuangan terjadi ketika bank kekurangan likuiditas dan jumlah kredit dan investasi menurun.
- Turunnya pesanan produksi.
- Saham terus jatuh karena investor kehilangan kepercayaan dalam investasi mereka.
- Turunnya upah riil membuat konsumen kurang percaya diri dalam pengeluaran mereka, menurunkan PDB.
- Harga barang dan jasa di pasar turun karena efek deflasi.
- Perang dagang AS-China menjadi penghalang ketidakpastian investasi.
- Covid-19 juga telah mengganggu kepercayaan bisnis, perjalanan, dan manufaktur.
- Perubahan teknologi dapat memaksa beberapa pekerjaan menghilang, meningkatkan pengangguran dan menyebabkan resesi.

Apa Itu Depresi Ekonomi?

Dalam hal ini, depresi mengacu pada kemerosotan ekonomi yang berkepanjangan dan tidak dapat diubah. Depresi berat dapat menyebabkan keruntuhan ekonomi (economic collapse). Biasanya, episode depresi ini berlangsung selama 18 hingga 43 bulan. Dengan kata lain, depresi ekonomi jauh lebih buruk daripada resesi. Dunia mengalami resesi pada tahun 1930-an (Depresi Hebat).

Depresi Besar di Amerika Serikat dimulai pada Kamis Hitam di Wall Street pada tahun 1929. Kepanikan investor menyebabkan pasar saham turun 11% pada pembukaan. Kejadian itu terus membuat krisis ekonomi (banyak orang di-PHK dan menganggur) hingga resesi dan akhirnya depresi. Definisi resesi biasanya ditandai dengan penurunan PDB riil lebih dari 10% atau resesi yang berlangsung 2 tahun atau lebih.

Penyebab terjadinya depresi

- Banyak investor yang membeli saham dengan menggadaikan rumah. Saat saham jatuh pada Oktober 1929 hal itu membuat panik investor dan melakukan likuidasi saham mereka. 
- Naiknya harga emas yang membuat banyak masyarakat menarik dana dari bank untuk membeli emas dan menyimpannya. 
- Bank sentral Amerika The Fed mengambil kebijakan menaikkan suku bunga untuk mempertahankan dollar tetapi itu membuat ketersediaan uang dalam bisnis menipis sehingga menimbulkan banyak ke bangkrutan.
- Banyaknya bank yang gagal akibat sejumlah nasabah yang takut akan solvabilitas bank sehingga ramai-ramai menarik dana secara tunai. 
- The Fed tidak meningkatkan suplai uang di masyarakat untuk mengatasi deflasi. (SNP)

SHARE