ECONOMICS

Jatim Mulai Salurkan Bantuan Pangan Cadangan Tahap II, 102 Ribu Ton Beras Dibagikan

Lukman Hakim 14/09/2023 10:14 WIB

Pemprov Jatim mulai menyalurkan bantuan pangan cadangan beras tahap II. Ada 102 ribu ton beras yang disalurkan.

Pemprov Jatim mulai menyalurkan bantuan pangan cadangan beras tahap II. Ada 102 ribu ton beras yang disalurkan.

IDXChannel -  Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) mulai menyalurkan bantuan pangan cadangan beras tahap II. Ada 102 ribu ton beras yang disalurkan di bulan September hingga November 2023.

Penyaluran ini ditandai dengan pemberangkatan delapan truck yang akan mendistribusikan bantuan beras oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa didampingi Pemimpin Wilayah Perum Bulog, beberapa Kepala OPD dan Direktur BUMD, di Gudang Bulog Banjarkemantren, Buduran, Sidoarjo, Rabu (13/9/2023).

"Total bantuan beras yang disalurkan untuk tahap II ini sebanyak 102 ribu ton untuk 3,4 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Jatim. Di mana, setiap bulannya akan disalurkan 34 ribu ton beras, dan setiap KPM menerima bantuan sejumlah 10 kg beras selama 3 bulan," kata Khofifah.

Dia berharap bantuan pangan berupa beras  akan menjadi bantalan sosial masyarakat. Dan sekaligus bisa memberikan penetrasi harga di pasar terutama untuk beras dengan kualitas medium.

Khofifah mengatakan, untuk hari ini, ada sebanyak 68,69 ton beras yang didistribusikan kepada masyarakat. Dengan rincian, Kabupaten Gresik 8,7 ton dan 59,99 ton beras ke Kecamatan Modung Kabupaten Bangkalan.

"Dari 3,4 juta KPM yang sudah terverifikasi sebanyak 3,2 KPM dan 200 ribu sisanya masih dalam proses verifikasi. Mudah-mudahan bisa segera selesai sehingga mereka juga bisa mendapatkan hak mereka mendapatkan bantuan pangan dari cadangan beras pemerintah," kata Khofifah.

Penyaluran bantuan pangan ini, lanjut Khofifah diharapkan bisa menjadi penetrasi terhadap naiknya harga beras di pasar, dan di satu sisi naiknya Gabah Kering Giling (GKG) dan Gabah Kering Panen (GKP) bisa memberikan manfaat bagi para petani.

"Tentu kita berharap bahwa ini akan memberi nilai tambah bagi para petani," kata dia.

Khofifah mengungkapkan, kenaikan harga beras dipicu karena naiknya harga GKG dan GKP. Di mana, harga beras ini tidak hanya terjadi di Jatim tapi hampir di seluruh wilayah Indonesia.

"Memang harga GKP dan GKG sampai di penggilingan diatas HET, itulah yang menyebabkan harga  beras, di pasar juga di atas HET," kata dia.

Lebih lanjut dijelaskan Khofifah, bahwa pada dasarnya stok gabah dan beras di Jatim cukup. Bahkan dibanding tahun lalu, produksi padi Jatim pada bulan September 2023 sebesar 520.889 ton GKG atau lebih besar 9,23 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yaitu sebesar 481.059 ton GKG.

"Per 12 September harga beras medium di Jatim mencapai Rp11.300. Jadi, beras medium maupun premium di Jatim sesungguhnya pada posisi yang tengah-tengah bukan tertinggi dan bukan terendah, jadi ada provinsi yang justru terlampaui HET lebih tinggi daripada Jatim," kata dia. (NIY)

SHARE